online stats

ADS

Label

Download ..........

Download File :

Kamis, Oktober 29, 2009

Penelitiannya tentang Mumi Firaun membawanya pada kebenaran Alquran

Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir.
Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah. Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis.

Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille. Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology.


Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi. Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya. Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.

Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut? Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya.

Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis. Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''.

Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat. Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya. Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?

Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya. Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran--kitab suci umat Islam--telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu. Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun.

Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu. Ia berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?'' Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama).

Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''. Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin. Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut. Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya:

''Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.'' (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ''Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini''. Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu.

Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran. Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, judul asli dalam bahasa Prancis, La Bible, le Coran et la Science. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional (laris) di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia. Karyanya ini menerangkan bahwa Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab atau Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan. dia/sya/berbagai sumber

Sumber HTTP://www.republika.co.id

Baca Sampe Abiiiz....

Sara Bokker, Hidayah Allah untuk sang Model



Kehidupan glamour dan dunia entertainment merupakan gaya hidup yang mengantarkan penikmatnya pada kemerosotan moral.


''Barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya) niscaya disesatkan-Nya. Dan, barang siapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk) niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.'' (QS Al-An'am: 39).

Ayat serupa juga dapat ditemukan pada surah Alqashash ayat 56, Albaqarah ayat 142 dan 272, serta Ali Imran ayat 73.

Ayat ini rupanya tepat disematkan pada Sara Bokker, seorang model, aktris, sekaligus aktivis dan instruktur fitnes. Allah memberikan hidayah dan petunjuk padanya untuk menerima kedamaian agama Islam.

Kehidupannya sebagai seorang model, aktris, dan pelatih fitnes mulai dirasakannya sebagai sebuah rutinitas yang membosankan dan hanyalah gaya hidup semata.

Seperti umumnya gadis remaja Amerika yang tinggal di kota besar, Bokker menikmati kehidupan yang serbagemerlap. Ia pernah tinggal di Florida dan South Beach, Miami, yang dikenal sebagai tempat yang glamor di Amerika. Kehidupan Bokker ketika itu hanya terfokus pada bagaimana ia menjaga penampilannya agar menarik di mata orang banyak.

Setelah bertahun-tahun, Bokker mulai merasakan bahwa selama ini dirinya sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi tawanan penampilannya sendiri. Rasa ingin memuaskan ambisi dan kebahagian diri sendiri sudah mengungkungnya dalam kehidupan yang serbaglamor.

Dunia entertainment yang telah membesarkan namanya itu tak membuat hidupnya menjadi lebih tenang, damai, dan nyaman. Kerap kali, ia mengalami ketegangan dan kebingungan dalam menjalani hidup. Bokker pun mulai mengalihkan kegiatannya dari pesta ke pesta dan alkohol menuju ke meditasi, mengikuti aktivitas sosial, dan mempelajari berbagai agama.

Perkenalannya dengan agama Islam justru diawali ketika banyak orang menganggap agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW ini sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, terorisme, pedang, dan lain sebagainya.

Apalagi, saat terjadinya peristiwa pengeboman World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan jaringan Islam. Peristiwa yang menewaskan sekian ribu orang itu begitu membekas di benaknya.

Namun, di balik upaya sekelompok orang mendiskreditkan Islam, Sara Bokker menemukan hidayah Allah. Ia mulai menaruh perhatian besar pada agama Islam. Benarkah agama Islam sebagai tempat teroris?

''Pada titik itu, saya masih mengasosiasikan Islam dengan perempuan-perempuan yang hidup di tenda-tenda, pemukulan terhadap istri, dan dunia teroris. Sebagai seorang feminis dan aktivis, saya menginginkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia,'' papar Sara.

Pandangannya tentang Islam belum berubah. Namun, keinginannya untuk mengenal agama ini begitu kuat. Hingga akhirnya ia pun menemukan sebuah Alquran yang dikemas secara apik. Ia pun kemudian berusaha untuk membaca (terjemahannya--Red) dan mempelajari isinya. Ia mempelajari kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta (Khalik) dan yang diciptakan (makhluk).

''Isi Alquran sangat menyentuh hati dan jiwa saya yang paling dalam, tanpa perlu saya menginterpretasikan atau menanyakannya pada pastor,'' tambahnya.

Inilah kebenaran firman Allah yang tertuang dalam surah al-An'am ayat 125. ''Barang siapa yang dikehendaki Allah untuk diberi petunjuk niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan, barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatan niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.''

Sara Bokker pun mulai menemukan jati dirinya kembali. Jiwanya yang dahulu labil, goyah, dan gampang putus asa secara perlahan bangkit kembali. Ia benar-benar menemukan kedamaian ketika memahami kitab suci Alquran yang selama ini dipandang negatif oleh sekelompok orang Barat. Baginya, Alquran telah memberikan petunjuk dan pencerahan dalam mengarungi kehidupan yang lebih baik.

Maka, tanpa ragu dan bimbang, Sara Bokker, seorang sang model, pelatih fitness, dan aktris yang telah menjadi salah satu public figure, akhirnya mendeklarasikan diri menjadi seorang Muslimah. Asyhadu an Lailaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.

Kedamaian berjilbab

Ia pun memeluk Islam. Ia telah menemukan jalan kebenaran. Dan, Sara Bokker mendapatkan kedamaian dalam Islam. Karena itu, ia pun langsung menunjukkan kecintaannya pada Islam dan berusaha menjalankan segala perintah agama Islam dengan baik dan benar. Ia lalu mengganti dan mengubah penampilannya, dari yang sebelumnya seksi dan memakai baju superketat berganti menjadi pakaian yang bersahaja dengan pakaian yang longgar dan jilbab. Ia menutupi seluruh auratnya.

''Saya membeli gaun panjang yang bagus dan kerudung seperti layaknya busana Muslimah dan saya berjalan di jalan dan lingkungan yang sama, di mana beberapa hari sebelumnya saya berjalan hanya dengan celana pendek, bikini, atau pakaian kerja yang elegan,'' tutur Bokker.

Setelah mengenakan busana Muslimah, terang Bokker, untuk pertama kalinya ia merasa benar-benar menjadi seorang perempuan. Ia merasakan rantai yang selama ini membelenggunya sudah terlepas dan akhirnya menjadi orang yang bebas.

Tak lama berselang, setahun setelah mengikrarkan diri menjadi Muslimah, Allah menganugerahinya seorang suami yang baik dan bisa mengajak dirinya menjadi Muslimah yang taat beribadah.

Dengan dukungan suaminya, ia pun menggunakan jilbab lengkap dengan cadarnya (burqa). Kendati suaminya telah menyampaikan bahwa jilbab hukumnya wajib, sedangkan cadar tidak wajib, Sara Bokker yakin dengan bercadar, dirinya akan makin nyaman. Karena itu, ia pun mengambil keputusan menjadi Muslimah yang sesungguhnya.

''Alasannya, saya merasa Allah akan lebih senang dan saya merasa lebih damai daripada cuma mengenakan jilbab saja,'' kata Bokker.

Perjuangkan Kebebasan Berbusana Muslimah

Tak lama setelah ia mengenakan pakaian Muslimah lengkap dengan cadarnya, media massa setempat banyak memberitakan pernyataan dari para politikus, pejabat Vatikan, serta kelompok aktivis kebebasan dan hak asasi manusia yang mengatakan bahwa cadar (niqab atau burqa) adalah penindasan terhadap perempuan, hambatan bagi integrasi sosial, dan belakangan seorang pejabat Mesir menyebut jilbab sebagai pertanda keterbelakangan.

Sara tak mau ambil peduli. Ia menganggap pernyataan sang pejabat tersebut sangat munafik. ''Pemerintah dan kelompok-kelompok yang katanya memperjuangkan hak asasi manusia berlomba-lomba membela hak perempuan ketika ada pemerintah yang menerapkan kebijakan cara berbusana, tapi para pejuang kebebasan itu bersikap sebaliknya ketika kaum perempuan kehilangan haknya di kantor atau sektor pendidikan hanya karena mereka ingin melakukan haknya mengenakan jilbab atau cadar,'' kritiknya.

Sara Bokker yang kini berganti menjadi Muslimah berjanji akan terus aktif di dunia perempuan dan feminis. Ia sebagai seorang feminis Muslim yang berseru kepada para Muslimah untuk tetap menunaikan tanggung jawabnya dan memberikan dukungan penuh kepada suami-suami mereka agar menjadi seorang Muslim yang baik. Selain itu, mereka juga membesarkan dan mendidik anak-anak mereka agar menjadi Muslim yang berkualitas sehingga mereka bisa menjadi penerang dan berguna bagi seluruh umat manusia.

Di samping itu, Sara Bokker juga menyerukan kaum perempuan untuk berbuat kebaikan dan menjauhkan kemungkaran, menyebarkan kebaikan dan menentang kebatilan, memperjuangkan hak berjilbab ataupun bercadar, serta berbagi pengalaman tentang jilbab dan cadar bagi Muslimah lainnya yang belum pernah mengenakannya.

Ia mengungkapkan, banyak mengenal Muslimah yang mengenakan cadar dari kaum perempuan Barat yang lebih dulu menjadi mualaf. Beberapa di antaranya, kata Sara Bokker, bahkan belum menikah. Kendati sebagian keluarga dan lingkungan mereka menentang penggunaan cadar, '' Mereka tetap menganggap bahwa mengenakan cadar adalah pilihan pribadi dan tak seorang pun boleh menyerah atas pilihan pribadinya sendiri,'' tegasnya.

Jika sebelumnya bikini dan kehidupan glamor ala Barat menjadi simbol kebebasan dirinya dalam memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, kini simbol-simbol kebebasan tersebut tidak lagi membuatnya merasa bahagia dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat.

Mulai saat ini, kedua simbol kebebasan tersebut telah digantikan dengan busana Muslimah lengkap beserta cadar, yang menurutnya, adalah sebuah simbol baru bagi kebebasan perempuan dalam mencari jati dirinya dan yang berhubungan dengan sang Pencipta.

''Kepada kaum perempuan, janganlah mudah menyerah kepada stereotipe negatif yang ditujukan kepada pakaian Muslimah ini. Karena, Anda (sekalian) tidak akan mengetahuinya ada yang hilang dari diri Anda.'' Irg/dia/sya/taq
Sumber HTTP://www.republika.co.id

Baca Sampe Abiiiz....

Kamis, Oktober 22, 2009

Sedemikian Takut Sehingga Pasukan Israel Pakai Pampers

Kaum kuffar hanya mengerti segala persoalan yang berkaitan dengan dunia belaka. Sedangkan urusan akhirat sama sekali tidak mereka perhatikan. Bahkan umumnya mereka melupakan kehidupan akhirat, jika tidak bisa dikatakan mereka ingkari keberadaannya. Mengingat bahwa merekalah yang sedang memimpin dunia secara global dewasa ini maka pengaruh cara berfikir duniawi ini menjadi pandangan manusia umumnya, termasuk sebagian ummat Islam.

Sepanjang sejarah Islam kita temukan berbagai catatan bahwa jika pasukan Islam berhadapan dengan pasukan Kafir, maka kemenangan Muslimin disebabkan mereka mengharapkan menang mulia atau mati syahid. Tidak ada ruginya yang manapun yang diperoleh. Namun pasukan kafir mudah dikalahkan karena mereka sangat takut terluka apalagi menemui kematian di medan perang. Sehingga Khalid ibnu Walid terkenal dengan ucapannya ketika berhadapan dengan pasukan Romawi yang jumlahnya berlipat kali dari pasukan Islam, yaitu:

”Aku datang dengan pasukan yang mencintai kematian sebagaimana kalian (pasukan Romawi) mencintai kehidupan”

Ketika ucapan Khalid sampai ke telinga komandan pasukan Romawi maka ia langsung mengalami teror mental yang menyebabkan seluruh pasukannya juga mengalami domoralisasi sehingga mereka berhasil dikalahkan oleh pasukan Islam yang jumlahnya jauh dibawah jumlah mereka. Allah Akbar…!!!

Hal ini pula yang disampaikan oleh komandan Brigade Izzuddin Al-Qossam, sayap militer Hamas, ketika mengeluarkan komunike pada tanggal 19 Januari 2009 kemarin. Abu Ubaidah menyampaikan sederet laporan kemenangan pejuang Palestina dan kekalahan pasukan Yahudi Zionis Israel. Di antaranya beliau menyebutkan bahwa 49 tentara Israel berhasil dibunuh dan tiga orang berhasil ditawan. Namun yang paling menggelikan adalah ketika beliau memberi kesaksian bahwa pasukan Yahudi dipergoki berperang dengan memakai pampers...!!! Artinya, mereka sedemikian pengecutnya sehingga harus mengantisipasi kalau-kalau pasukannya berperang dalam keadaan takut sampai terkencing-kencing...!

Pasukan Islam dibekali dengan wahyu dan hadits sebagai motivator penggerak mereka berjuang sehingga mengungguli pasukan kuffar. Mereka sama-sama mengalami luka di medan perang, namun ada hal yang diharapkan ioleh pasukan Islam yang sama sekali tidak dimengerti oleh pihak tentara kafir.

”Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan.” (QS An-NIsa ayat 104)

Harapan seorang prajurit Islam ketika terjun ke medan jihad adalah mati syahid agar meraih kebahagiaan abadi di akhirat, yaitu surga yang penuh kenikmatan sejati. Kalaupun ia tidak meraih mati syahid maka ia mengharapkan untuk kembali bahagia berkumpul dengan keluarganya sambil membawa pahala, kemenangan dan ghanimah (harta rampasan perang).

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَضَمَّنَ اللَّهُ لِمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيلِهِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَإِيمَانًا بِي وَتَصْدِيقًا بِرُسُلِي فَهُوَ عَلَيَّ ضَامِنٌ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ أَرْجِعَهُ إِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ نَائِلًا مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Allah akan menjamin orang yang keluar (berjuang) di jalanNya, seraya berfirman: “Sesungguhnya orang yang berangkat keluar untuk berjihad di jalanKu, karena keimanan kepadaKu dan membenarkan (segala ajaran) para RasulKu, maka ketahuilah bahwa Akulah yang akan menjaminnya untuk masuk ke dalam surga atau Aku akan mengembalikannya ke tempat tinggal di mana pertama kali ia keluar dengan membawa pahala dan ghanimah (harta rampasan).” (HR Muslim 3484)

Sumber HTTP://www.eramuslim.com

Baca Sampe Abiiiz....

Rabu, Oktober 21, 2009

Subhanallah, Ayat-Ayat Quran Tertulis di Kulit Seorang Bayi



Kejadian aneh dan misterius terjadi di wilayah Kaukasus. Seorang anak bayi laki-laki telah membuat dokter bingung dan masyarakat takjub setelah ayat-ayat Alquran tertulis di kulit anak bayi tersebut.

Orang tua dari bayi berumur sembilan Ali Yakubov sangat kaget ketika mengetahui ada tulisan Arab "Allah" di dagu bayi itu beberapa saat setelah ia dilahirkan. Sejak itu puluhan tulisan dalam aksara Arab telah muncul di punggung, lengan, kaki dan perut bayi laki-laki tersebut.

Pihak keluarga menyatakan bahwa tanda-tanda tersebut akan menghilang sebelum muncul kata-kata baru yang biasanya muncul dua kali seminggu. Medis mengatakan mereka tidak bisa menjelaskan kondisi misterius yang terjadi pada anak bayi itu - namun mereka menyangkal bahwa tanda-tanda yang terdapat pada kulit bayi tersebut merupakan tulisan yang sengaja di buat.

Ibu dari bayi - Madinah, mengatakan bahwa dia dan suaminya bukanlah keluarga yang terlalu religius hingga kata-kata yang bertuliskan ayat-ayat Quran itu mulai muncul di kulit bayi mereka. Awalnya mereka tidak memperlihatkan kepada siapa pun tulisan yang terdapat pada kulit bayi mereka kepada orang-orang, namun akhirnya mereka mengungkapkan hal tersebut ke dokter.

Anak ajaib ini telah menjadi fokus perhatian dan penghormatan umat Muslim di rumah mereka yang berada di wilayah bermasalah provinsi Dagestan, di dekat wilayah konflik perang Chechnya di selatan Rusia.

Anggota parlemen setempat Akhmedpasha Amiralaev mengatakan : "Anak laki-laki ini murni amerupakan tanda dari Allah. Allah mengirim dia ke Dagestan untuk menghentikan pemberontakan dan ketegangan di republik kita."

"Biasanya tanda-tanda tersebut muncul dua kali seminggu - pada hari Senin dan pada malam antara hari Kamis dan Jumat," kata ibu dari bayi tersebut.
"Ali selalu merasa tidak enak badan ketika perisiwa itu terjadi. Dia menangis dan suhu badannya akan naik.
"Tidak mungkin untuk menahan dia ketika hal itu terjadi, tubuhnya aktif bergerak, jadi kami memasukkan dia ke dalam buaian. Ini sangat sulit untuk melihatnya menderita seperti itu."(fq/sun)


Sumber HTTP://www.eramuslim.com

Baca Sampe Abiiiz....

Minggu, Oktober 18, 2009

Pukul anak menurunkan Intelegensia









JAKARTA--Pukul anak sebagai medium penyadaran ternyata tidak hanya berdampak buruk terhadap psikologis tetapi juga tingkat kecerdasan. Penelitian yang dilakukan Universitas New Hampshire, AS melaporkan, sebagian besar dari anak yang kerap dipukul orang tua memiliki tingkat intelegensia (IQ) yang rendah.

Lebih dari itu, penelitian juga mencatat hasil lain mengejutkan dimana anak yang mengalami perlakuan keras akan mengalami kesulitan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

"Semua orang tua pasti ingin anak mereka pintar. Penelitian ini menunjukan bagaimana efek negatif dari perlakukan keras orang tua dan koreksi kesalahan perlakuan dilain pihak guna mencegah hal itu terjadi," tukas salah satu peneliti. Murrat Strauss dari Universitas New Hampsphire, AS seperti yang dikutip Yahoonews, pekan lalu.

Penelitian menggunakan metodologi yang menghubungkan antara perlakuan keras dan intelegensia. Metodologi ini mengaitkan sejumlah hubungan lain semisal status ekonomi.

"Anda mungkin akan mengatakan buktikan, tapi saya pikir metode ini akan memberikan berapa laternatif. Saya yakin bahwa perlakukan keras dari orang tua akan membuat perkembangan mental dan kemampuannya menurun secara perlahan," tegasnya.

Penelitian mengambil sampel 1510 anak yang terbagi menjadi dua grup rentang usia. Grup pertama berpopulasi 806 anak dengan rentang usia 2-4 tahun dan grup kedua berpopulasi 704 anak dengan rentang usia 5-9 tahun. Peneliti lalu memberikan tes IQ diawal dan 4 tahun kemudian.

Kedua grup masing-masing terdiri dari anak yang mendapatkan perlakukan keras dan tidak dari masing-masing orang tua anak. Hasilnya, kata Strauss, tercatat hal yang siginifikan. Sebagian dari anak-anak yang mengalami perlakuan keras mengalami keterlambatan perkembangan IQ dari tes awal dan tes lanjutan 4 tahun kemudian. Peningkatan IQ justru terjadi pada anak yang tidak mengalami perlakuan keras.

Menurut Pengamat Anak dan Keluarga dari Duke Univesity, Jennifer Lansford menilai hasil penelitian begitu menarik. Dia juga berpendat, penelitian yang dilakukan memiliki dasar fondasi yang kuat. "Mengacu pada perkembangan anak, dimungkinkan bahwa anak dengan IQ rendah berkaitan dengan masalah displin secara fisik yang berlebih," tukasnya.

Faktor Psikologis

Penelitian lantas mencari cara mengapa IQ anak secara siginifikan mengalami penurunan usai mendapatkan perlakukan keras. Kesimpulan mengacu pada faktor psikologis anak selama mendapatkan perlakuan keras.

"Setiap orang pasti percaya, dipukul oleh orang tua tentu memberikan bekas trauma mendalam pada anak," papar Strauss. Lebih jauh dia menjelaskan, trauma itu berefek stress pada anak saat menghadapi situasi sulit dan kondisi tersebut membuat anak kesulitan mengeluarkan kemampuannya.

"Dengan memukul, orang tua hanya bisa mendapatkan perhatian dan sikap patuh si anak saat dipukul saja. Ini menghalangi anak untuk berpikir bebas," komentar Elizabeth Gershoof, Pakar Anak asal Universitas Texas. Sehingga, kata dia, anak hanya berprilaku benar saat dipukul saja atau anak hanya melakukan sesuatu karena teringat akan pukulan, bukan inisiatif.

Sebab itu, Gershoff menyarankan kepada para orang tua untuk segera menghentikan kebiasaan memukul saat anak melakukan kesalahan atau ketika sikap anak tidak pantas.


Sumber HTTP://www.republika.co.id

Baca Sampe Abiiiz....

Sabtu, Oktober 10, 2009

Shalat (mengerjakan shalat atau mendirikan shalat)


"celakalah bagi orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dalam sholatnya"(Al-Maa'un)
Apa makna dari ayat di atas? Ada beberapa versi dalam mengartikan ayat tersebut, pertama celaka bagi orang yang tidak mengerjakan shalat, kedua celaka bagi orang yang mengerjakan shalat, namun dalam melaksanakan ibadah shalat tersebut mereka cuma mengerjakannya saja sebagai rutinitas belaka tanpa memaknai shalat tersebut.
Shalat hendak dikerjakan dengan baik, santun, tidak tergesa-gesa dan mengerti makna dalam setiap bacaan shalat (kalau tidak bisa memahami semua arti, secara umum saja sudah cukup). Dalam mengerjakan shalat hendaklah kita mengerjakannya dengan santun karena yang kita hadapi adalah Allah SWT yang maha agung. Perumpamaan bagi yang tidak santun seperti apabila kita berbicara kepada orang lain, tetapi kita mengucapkan kata-kata kita dengan tidak ada tata krama maka orang yang di ajak bicara tentu akan tersinggung. Berbicara kepada Allah SWT tentu memang pantas lebih sopan lagi dengan merendahkan diri kepada Nya, dengan bacaan yang jelas dan kita yang mengucapkannya pun paham dari bacaan tersebut, kalau bisa pahami secara keseluruhan, tapi kalau tidak bisa secara umum saja.
Shalat juga harus dikerjakan dengan baik, tidak terburu-buru. Apabila kita ruku', ruku'lah dengan sempurna. biarkan semua anggota badan kita berada pada posisi ruku' secara keseluruhan baru kemudian ucapkan bacaan dengan tenang. Ketika bangkit dari ruku', biarkan badan tegak setegak-tegaknya dan seluruh anggota badan berada pada posisinya kemudian ucapkan bacaannya. Ketika sujud, lakukanlah sujud dengan sempurna dan rasakan aliran darah mengalir ke kepala dan ucapkan bacaan sujud dengan tenang. Demikian pula pada gerakan lainnya, lengkapkan rukunnya, kerjakan dengan tenang seolah-olah kita langsung berhadapan dengan Allah SWT atau kalau tidak bisa seperti itu seolah-olah Allah SWT sedang mengawasi kita. Fokuskan perhatian kita agar selama mengerjakan shalat pikiran kita selalu mengingat Allah dan tidak memikirkan hal lainnya seperti pacar, pekerjaan, kejadian yang terjadi kemarin dan lain sebagainya. Banyak orang yang mengerjakan shalat, tetapi sedikit yang benar-benar khusyu dalam shalatnya, kira-kira itulah makna dari ayat "celakalah bagi orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dalam sholatnya."
Saya mohon ampunan apabila saya salah, hanya Allah SWT yang maha mengetahui. Semoga tulisan ini bermanfaat.



Baca Sampe Abiiiz....