online stats

Sabtu, November 28, 2009

Masjid Paling Aneh di Dunia


Mungkin kita tak percaya jika tidak melihat faktanya. Seorang yang tidak kaya, bahkan tergolong miskin, namun mampu membangun sebuah Masjid di Turki. Nama masjidnya pun paling aneh di dunia, yaitu “Shanke Yadem” (Anggap Saja Sudah Makan). Sangat aneh bukan? Dibalik Masjid yang namanya paling aneh tersebut ada cerita yang sangat menarik dan mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi kita.

Ceritanya begini :

Di sebuah kawasan Al-Fateh, di pinggiran kota Istanbul ada seorang yang wara’ dan sangat sederhana, namanya Khairuddin Afandi. Setiap kali ke pasar ia tidak membeli apa-apa. Saat merasa lapar dan ingin makan atau membeli sesuatu, seperti buah, daging atau manisan, ia berkata pada dirinya: Anggap saja sudah makan yang dalam bahasa Turkinya “ Shanke Yadem” .

Nah, apa yang dia lakukan setelah itu? Uang yang seharusnya digunakan untuk membeli keperluan makanannya itu dimasukkan ke dalan kotak (tromol)… Begitulah yang dia lakukan setiap bulan dan sepanjang tahun. Ia mampu menahan dirinya untuk tidak makan dan belanja kecuali sebatas menjaga kelangsungan hidupnya saja.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun Khairuddin Afandi konsisten dengan amal dan niatnya yang kuat untuk mewujudkan impiannya membangun sebuah masjid. Tanpa terasa, akhirnya Khairuddin Afandi mampu mengumpulkan dana untuk membangun sebuah masjid kecil di daerah tempat tinggalnya. Bentuknyapun sangat sederhana, sebuah pagar persegi empat, ditandai dengan dua menara di sebelah kiri dan kanannya, sedangkan di sebelah arah kiblat ditengahnya dibuat seperti mihrab.

Akhirnya, Khairuddin berhasil mewujudkan cita-ciatanya yang amt mulia itu dan masyarakat di sekitarnyapun keheranan, kok Khairuddin yang miskin itu di dalam dirinya tertanam sebuah cita-cita mulia, yakni membangun sebuah masjid dan berhasil dia wujudkan. Tidak bayak orang yang menyangka bahwa Khairud ternyata orang yang sangat luar biasa dan banyak orang yang kaya yang tidak bisa berbuat kebaikan seperti Khairuddin Afandi.

Setelah masjid tersebut berdiri, masyarakat penasaran apa gerangan yang terjadi pada AKhiruddin Afandi. Mereka bertanya bagaimana ceritana soerang yang miskin bisa membangun masjid. Setelah mereka mendengar cerita yang sangat menakjubkan itu, merekapun sepakat memberi namanya dengan: “Shanke yadem” (Angap Saja Saya Sudah Makan).

Subhanallah! Sekiranya orang-orang kaya dan memiliki penghasilan lebih dari kaum Muslimin di dunia ini berfikir seperti Khairuddin, berapa banyak dana yang akan terkumpul untuk kaum fakir miskin? Berapa banyak masjid, sekolah, rumah sakit dan fasilitas hidup lainnya yang dapat dibangun? Berapa banyak infra struktur yang dapat kita realisasikan, tanpa harus meminjam ke lembaga dan Negara yang memusuhi Islam dan umatnya?
Jamah yang melimpah, tanda keberkahan dan amal sholeh dari harta yang halal dan bersih

Kalaulah kaum Muslimin saat ini memiliki konsep hidup sederhana dan mementingkan kehidupan akhirat dan mengutamakan istana di syurga ketimbang rumah di dunia, seperti yang dimiliki Khairuddin Afandi, pastilah umat ini mampu meninggalkan yang haram dan syubhat dalam hidup mereka. Mereka pasti mampu mengalahkan syahwat duniawi yang menipu itu. Sebagai hasilnya, pastilah negeri-negeri Islam akan berlimpah keberkahan yang Allah bukakan dari langit dari bumi. Kenyataannya adalah sebaliknya.(Q.S. Al-A’raf / 7 : 96) Maka ambil pelajaranlah wahai orang-orang yang menggunakan akal sehatnya!

Note : (FJ)Dari buku “Keajaiban Sejarah Ustmani”, oleh : Ust. Urkhan Mohamad Ali

Sumber : Http://www.eramuslim.com

Baca Sampe Abiiiz....

Selasa, November 10, 2009

Jejak Islam di Luar Angkasa

Bukti Sejarah

Di perpustakaan Eropa, kita bisa menemukan bukti bahwa sumbangsih ilmuwan Muslim dalam ilmu luar angkasa bukan omong kosong. Khususnya yang berkaitan dengan penamaan bintang. Seorang penulis Barat bernama Paul Kunitzsch menemukannya dalam buku Almagest karya Ptolomeus tentang penamaan bintang "Fomalhault" . Nama itu berasal dari bahasa Arab, "famul haut" yang berarti mulut ikan hiu. Muslim Heritage Foundation bahkan mencatat ratusan nama bintang yang berasal dari Bahasa Arab.


Tapi begitulah siklus kehidupan yang diinginkan pencipta-Nya. Allah akan mempergilirkan kejayaan itu berdasarkan usaha dan kerja keras setiap kaum. Itulah yang terjadi pada rezim Abbasiyah. Pemerintahan yang semakin melemah memaksa perkembangan ilmu pengetahuan kembali masuk ke jalur lambat. Apa yang telah dirintis oleh para ilmuwan kita seolah kehilangan induknya karena tak lagi mendapat nafkah perhatian yang memadai. Salah satu yang mengalami nasib malang itu adalah ilmu angkasa luar.


Lahir kembali

Berabad abad terlelap tidur, akhirnya kejayaan Islam di luar angkasa yang nyaris terkubur itu seolah lahir kembali. Sultan Salman Abdul Aziz adalah aktor utamanya. Pria berkebangsaan Arab Saudi ini tak lagi mengamati ciptaan Allah di luar angkasa dari bumi. Ia melihatnya dalam radius yang lebih dekat. Pada tahun 1985, ia berangkat ke luar angkasa sebagai peneliti mewakili organisasi satelit Arab. Keberangkatannya tentu saja mengangkat prestise umat Islam di dunia internasional. Pasalnya, pria yang tak lain cucu pendiri Kerajaan Arab Saudi ini menjadi orang Islam pertama yang berhasil menembus luar angkasa. Ia melayang di dunia yang sangat asing ini selama delapan hari. Sepulang dari luar angkasa Sultan bukannya istirahat. Pria kelahiran Riyadh, 27 Juni 1956 ini bersama beberapa orang temannya, langsung mendirikan Association of Space Explorers. Lembaga bertaraf internasional ini mewadahi para astronot yang pernah mengangkasa. Sultan menjadi orang penting di dalamnya. Keinginan mengembalikan kejayaan Islam di luar angkasa juga ikut menjalar sampai ke negeri jiran. Pemerintah Malaysia selalu menunggu waktu yang tepat untuk mengirim putra terbaiknya ke luar angkasa. Dan saat yang dinanti pun tiba. Pada tahun 2005, pemerintah Malaysia memutuskan untuk membuat program mengirim angkasawan ke Rusia. Mereka belajar di sana sebelum terbang. Rencana besar ini tidak dilakukannya dengan sembrono. Pendaftaran memang terbuka, tapi seleksinya diperketat. Jumlah pendaftar mencapai 11.000 orang. Mereka mengikuti sembilan tahap seleksi, sampai akhirnya hanya terpilih sepuluh di antara mereka yang layak pergi ke Rusia untuk memperdalam ilmu angkasa di sana. Dari sepuluh orang yang dikirim, Rusia memutuskan untuk memilih satu saja di antara mereka yang layak pergi menjalankan misi di luar angkasa. Keberuntungan itu jatuh pada Dr Sheikh Muszafhar Shukor. Pria yang sehari-harinya bekerja di sebuah rumah sakit di Malaysia, berhasil menyisihkan ribuan pesaingnya. Ia akhirnya meluncur ke angkasa pada tanggal 10 Oktober 2007 lalu. Sesuai dengan keahliannya sebagai dokter bedah ortopedik, di luar angkasa ia menjalani eksperimen yang terkait dengan bedah tulang.

Shalat di Luar Angkasa

Penelitian bukanlah satu-satunya misi Sheikh Muszafhar di luar angkasa. Ia juga membawa misi relijius yang sangat penting. Ia ingin melaksanakan shalat di luar angkasa, sekaligus mengabarkan kepada dunia bahwa shalat adalah ibadah yang sangat agung. Ibadah yang tidak boleh ditinggalkan kapan dan di mana saja, termasuk ketika berada di luar angkasa. Bersama tiga astronot lainnya, ia mengangkasa selama 12 hari. Waktu itu umat Islam di bumi sedang menjalankan ibadah puasa. Sebagai orang Islam, Sheikh tetap menjalankan ibadah itu meski berada ribuan mil dari bumi. Dan ia mengaku, berpuasa di langit jauh lebih nyaman dan khusyuk. Selain karena tidak merasa haus, lapar, atau lelah, ia juga bisa melihat beragam tanda-tanda kekuasaan Allah. Di angkasa, Sheikh menjalankan sejumlah eksperimen yang diamanahkan kepadanya. Di atas sana, ia menjalankan fungsinya sebagai dokter dengan penelitian-penelitian biologis dan kimiawinya. Menurut Sheikh, 12 hari ternyata tidak cukup panjang untuk menjalankan semua eksperimennya. Sheikh tidak bisa menyembunyikan rasa puas dari perjalanannya ini. Bukan saja karena ia berhasil melakukan penelitian, sebagaimana yang ia rencanakan. Di luar angkasa ia bisa menjumpai banyak sekali tanda kekuasaan Allah. Yang tak mungkin terlupakan, ketika ia mendengar suara adzan di sana. "Saya seperti menemukan kedamaian yang berbeda. Percaya atau tidak, di hari terakhir sewaktu kami hendak turun ke bumi, saya mendengar suara adzan," kisahnya. Rasa syukur dan senang Sheikh semakin berlipat karena ia merasa keberangkatannya tak sekedar mewakili negaranya, tapi juga dunia Islam. [Ahmad Rifa'i/Sahid/www.hidayatullah.com]

Sumber -> HTTP://www.hidayatullah.com

Baca Sampe Abiiiz....

Jumat, November 06, 2009

Gempa Padang ada dalam Al-Qur'an? Ayat Mana?

Ass Wr, Wb
Hai Sobat, ketemu lagi dengan Sandra. Sebenarnya Sandra malas mau menampilkan Postingan ini karena mungkin sobat-sobat sekalian udah pada tau semua kali ya...mengenai gempa di tasikmalaya, padang dan Jambi dan hubungannya dengan Al-Qur'an.
(Sobat: Udaaaah tau, udah basi dah)...
Tuuuu khan, Gue Kate juga ape....Kingkong di lawan...kikikikiki. Yaahhh, tapi sepertinya ada dorongan dari dalam hati Sandra yang seakan-akan berkata:" Ketik aza,post khan aza, nggak apa-apa". Desakan itu ada terus, yahh nggak tahan dech jadi muncullah postingan seperti sekarang ini.

Kalo kita lihat, jalur gunung berapi mediterania membentang dari Laut sebelum Aceh kemudian ke sepanjang pulau Sumatra, terus ke pulau Jawa, Bali, NTB, Flores terus sampe ke perairan dekat Irian Jaya. Naaah Daerah-daerah tersebut rawan letusan gunung berapi dan gempa bumi.
Jalur gunung Api yang ke dua bernama Sirkum Fasifik yang menjalar dari laut Fasifik kemudian ke Filiphina trus ke Sulawesi sampe ke Sulawesi selatan. Kalo gitu Kalimantan Ndak kena jalur gunung Berapi Donk, makanya Kalimantan aman dari gempa.

Baiklah, Yuk kita lihat sama-sama.


Gempa di Tasik jam 15:4, ayatnya QS. 15:4 yaitu Al-Hijr ayat 4 yang artinya:
“Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan.”

Gempa di Padang pada jam 17:16 yaitu (QS.17:16) Surah Al-Israa ayat 16 yang artinya:
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya Berlaku terhadapnya Perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS. 17:16).

Gempa susulan jam 17:58 yaitu Qur'an surah ke 17 (Al-Israa) ayat ke 58 yang artinya:
“Tak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS. 17:58)

Esoknya Gempa di Jambi pada jam 8:52 yaitu Qur'an surah 8 ayat 52 yang artinya:
“(keadaan mereka) serupa dengan Keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya, mereka mengingkari ayat-ayat Allah, Maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Amat keras siksaan-Nya.” (QS. 8:52).


Gempa itu bisa merupakan adzab, peringatan, juga ujian. Adzab bagi yang durhaka. Peringatan bagi yang khilaf biar memperbaiki diri. Ujian bagi mukminin biar meningkatkan ketakwaan atau amal salehnya. Kalau rujukannya ayat-ayat tadi, jelas salah satu “fungsi” gempa atau bencana itu adalah siksaan bagi mereka yang durhaka, ingkar kepada Allah. Tapi, apakah orang-orang Tasik, Padang, Jambi, dan lainnya demikian durhakanya kepada Allah sehingga diberi siksa berupa gempa? Wallahu a’lam.

Musibah yang terjadi pula merupakan suatu peringatan bagi kita, walaupun kita aman dari gempa dan gunung berapi, tapi bencana lain bisa saja terjadi kalo Tuhan menghendaki. Seperti Angin Tornado dan Puting Beliung yang terjadi akhir-akhir ini di KALBAR. Kejadian tersebut seakan menjadi teguran/peringatan bagi kita, jika kita tidak berubah maka bisa jadi musibah seperti angin puting beliung menjadi lebih besar seperti Film Twister gituuu Lhoo (Waaahh ..keluar dech wujud asli na).

Menurut hemat saya, peringatan secara umum di tujukan kepada kita semua agar memperbaiki diri, akhlak dan perilaku kita. Di Indonesia, kemaksiatan sudah banyak terjadi seiring dengan kemajuan teknologi. Video Porno di Indonesia dapat di buat dua keping dalam sehari (Tuuu..apa nggak gila..).

Selain itu apabila kita amati ayat di atas yang berbunyi :

“Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu”.

Kalo kita cermati siapa sich yang hidup mewah di negara kita ini? Ya orang-orang yang hidup mewah...siapa lagi kalo bukan pejabat-pejabat pemerintah yang suka ke diskotik, anggota-anggota dewan yang tidak amanah, betul kata Iwan Fals;"wakil Rakyat seharusnya merakyat".

Yang namanya wakil rakyat, dipilih oleh rakyat, seyogyanyalah menomor satukan kepentingan rakyat. Apabila rakyat lapar, itu dulu yang mesti difikirkan, bukan memikirkan dan memperebutkan proyek ini dan itu.

Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa Umar Bin Khattab sebagai Khalifah, yang namanya khalifah, amirul mukmin (pemimpin orang mukmin) ya dapat di artikan kali jaman sekarang semacam Presiden,gubernur, ato bupati. Umar bin Khattab berjalan-jalan di suatu sudut kota dan tanpa sengaja mendengar rintihan seorang ibu yang kelaparan. Umar menemui wanita tersebut dan menanyakan perihal keadaannya. Ibu itu (tidak tau kalo orang dihadapinya Umar) mengeluh mengapa amirul mukminin tidak memperhatikan rakyatnya. Mendengar itu, Umar kembali ke tempatnya dan mengambil makanan dari Baitul Mal dan memikul sendiri makanan tersebut untuk di berikan kepada wanita tadi. Subhanallah..... Tuuuu khan, Haree genne mana ada bupati ato gubernur yang mau mikul beras dan memberikannya ke Rakyat yang tinggal di gubuk reyot.
Mending ke diskotik atau ngurus Proyek yang bisa datang kan banyak uang untuk kantong pribadi....iya nggak-iya nggak..????

HHhhhh dunia, dunia...Yahh mau apa lagi? Ya sudah, mo ke diskotik lok, eh..mo tiduk lok..............mudah-mudahan ada manfaatnya....Peace
Wassalam.....

Sebagian tulisan ini dikutip dari HTTP://www.warnaislam.com

Baca Sampe Abiiiz....

Kamis, November 05, 2009

Fenomena Kemunculan UFO

Ass, Wr.Wb.
Hai sobat, ketemu lagi dengan Sandra. Beberapa waktu lalu ada permintaan dari Chiechie
untuk mengulas Fenomena kemunculan UFO yang menurut Sandra itu suatu yang sulit untuk dibahas, berhubung pengetahuan Sandra yang "terbatas". Oleh karena itu saran dan pendapat dari sobat sekalian sangat Sandra perlukan.


Saya mengulas topik ini hanya "sebatas" pengetahuan Sandra saja. Selebihnya hanya Allah sajalah yang memiliki ilmu yang Maha Luas.

Pertanyaan Cici bunyinya seperti ini :

"Ad fnmna kmncln UFO n efk y sm bncna yg ad trz ad jg prdksi ahli mteorlgi klo 2012
mthri bkl nglmi rdiasi hbt yg efk y sgt" bruk bwt bmi,,ad rlvansi y gx pak sm
ayt" al qran,,,ulas dng pak ustad !"


Pertama-tama, jangan panggil pak ustadz donk..., Ilmu Sandra masih dangkal ......hehehehe

Fenomena kemunculan UFO (Unidentifying Flying Object) memang sudah banyak terjadi di mana-mana, banyak saksi mata yang menyatakan bahwa mereka telah menyaksikan "piring terbang" tersebut dari jaman dulu hingga sekarang. Kebanyakan orang percaya keberadaan makhluk asing (Alien) ataupun kehidupan lain selain bumi yang kemungkinan berada di galaksi lain di alam semesta yang Maha Luas ini sehingga dibuatlah berbagai macam film scince fiction seperti E.T, ALF, Star wars, Star Trek, Alien, dan lain sebagainya. Trus, pertanyaannya, bener-bener ada nggak ya???


Muhammad Isa Dawud dalam bukunya yang berjudul "Dialog dengan Jin Muslim", dalam buku tersebut beliau "mewawancarai" Jin(Interview with the vampire kaleee ya). Jin muslim menyatakan bahwa sejauh penelusurannya di alam semesta, ia tidak menemukan ada kehidupan lain selain di Bumi.

Benner nggak ya?Apakah bisa Jin itu menjelajah ruang angkasa yang manusia saja baru sampe ke bulan.
Trus, lalu milik siapa piring-terbang yang pernah disaksikan di berbagai tempat di dunia ini yang
kemudian di kenal dengan UFO ?

Bingung ya...., sama donk kalo gitu, Sandra juga bingung...kikikikikii

Baiklah, yuk kita bahas sama-sama.
Menurut analisa Sandra, bangsa Jin itu benar telah menjelajahi ruang angkasa dan jagat
raya ini. Kita perhatikan dalam Al-Qur'an surah Al-Jin ayat 8-9 yang artinya :

"dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) langit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api,"(Al Jin:8)

dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).(Al Jin:9)

Dari ayat di atas telah kita ketahui bahwa memang bangsa Jin itu telah menjelajahi ruang angkasa ini. Jadi manusia itu ketinggalan dengan bangsa Jin dalam hal mengeksplorasi jagat raya

(Manusia kebanyakan sibuk masalah politik kali ye).

(Sobat :Bang Sandra, kok bahas Jin, kan topik na UFO)
(Sandra : Ntar Juga nyambung......sabar ya)

Oh ya kita lanjutin, tadi sampe eksporasi jagat raya ya. Trus, apakah Jin menjelajah ruang angkasa ini cuma dengan terbang aza ato melayang aza? Ya nggak lah, mereka ada kendaraannya seperti manusia.

(Sobat : Kok Bang Sandra tau kalo Jin itu pake kendaraan menjelajahi angkasa???)

Oke, kita lihat surah Ar-Rahman ayat ke 33 yang artinya :

"Hai jama`ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan."

dalam surah Ar-rahman:33 di atas Allah SWT memberikan tantangan atau kesempatan kepada manusia "JIN" untuk melintasi penjuru langit dan bumi, dan untuk melintasi penjuru langit dan dunia itu bangsa manusia dan juga JIN harus dengan menggunakan kekuatan. kata "kekuatan" disini menandakan bahwa bangsa JIN juga tidak dapat menembus penjuru langit (Angkasa raya) dengan tubuh mereka doank,tetapi memerlukan kekuatan juga...Yaah menurut sandra kekuatan itu seperti daya dorong, kalo manusia pergi ke bulan kan pake roket, pesawat ulang alik. Lalu, apa yang digunakan bangsa JIN untuk menjelajahi jagat raya ini. Kalo kita hubung-hubungkan semua, "kekuatan" JIN itu ya kendaraan. Karena bangsa JIN kasat mata +_+, kendaraannya pun kasat mata juga karena merupakan bagian dari alam JIN. Tetapi kendaraan itu kadang-kadang muncul seperti "penampakan" gitu selayaknya JIN juga. Kemungkinan inilah yang sering dilihat manusia di berbagai belahan bumi. Kendaraan itulah yang kemudian dikenal orang dengan nama UFO (Unidentifying Flying Oject::Benda terbang yang tak dikenal)...Tuuu khan Nyambung.

(Sobat : Bang Sandra ko gitu yakin ndak ada Alien?)
Sederhana, apabila kita lihat di dalam Al-Qur'an, tidak satu ayat pun yang membicarakan tentang peradaban lain (Alien) selain Jin dan manusia. Sandra pernah membaca ayat yang menyatakan bahwa ada makhluk melata lain yang hidup di alam semesta ini selain Jin dan Manusia, kalo kita lihat dari kata "Makhluk melata" berarti makhluk tersebut "Primitif" dan bukan makhluk cerdas. Sayangnya Sandra lupa mengenai ayat tersebut. Cuma di dalam Al-Qur'an Sandra menemukan penjelasan bangsa lain selain manusia, yaitu bangsa perusak Ya'juj dan Ma'juj.

(Sobat:Bende ape tu bang ?)
Naaaa....cube kite liat surah Al-Kahfi ayat 94 yang artinya :
"Mereka berkata: "Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"

Wuuiiiih Panjangnya postingan ini, capek dech.

Mengenai banyaknya bencana dan prediksi ahli meteorologi nanti aza ya pembahasannya.
Semoga bermanfaat

Wassalam

Baca Sampe Abiiiz....

Kamis, Oktober 29, 2009

Penelitiannya tentang Mumi Firaun membawanya pada kebenaran Alquran

Suatu hari di pertengahan tahun 1975, sebuah tawaran dari pemerintah Prancis datang kepada pemerintah Mesir. Negara Eropa tersebut menawarkan bantuan untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Tawaran tersebut disambut baik oleh Mesir.
Setelah mendapat restu dari pemerintah Mesir, mumi Firaun tersebut kemudian digotong ke Prancis. Bahkan, pihak Prancis membuat pesta penyambutan kedatangan mumi Firaun dengan pesta yang sangat meriah. Mumi itu pun dibawa ke ruang khusus di Pusat Purbakala Prancis, yang selanjutnya dilakukan penelitian sekaligus mengungkap rahasia di baliknya oleh para ilmuwan terkemuka dan para pakar dokter bedah dan otopsi di Prancis.

Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof Dr Maurice Bucaille. Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L'Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology.


Dan, pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi. Tidak hanya anggota keluarga Raja Faisal yang menjadi pasiennya. Anggota keluarga Presiden Mesir kala itu, Anwar Sadat, diketahui juga termasuk dalam daftar pasien yang pernah menggunakan jasanya. Namanya mulai terkenal ketika ia menulis buku tentang Bibel, Alquran, dan ilmu pengetahuan modern atau judul aslinya dalam bahasa Prancis yaitu La Bible, le Coran et la Science di tahun 1976.

Ketertarikan Bucaille terhadap Islam mulai muncul ketika secara intens dia mendalami kajian biologi dan hubungannya dengan beberapa doktrin agama. Karenanya, ketika datang kesempatan kepada Bucaille untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun, ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri di balik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.

Ternyata, hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan! Sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam. Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Penemuan tersebut masih menyisakan sebuah pertanyaan dalam kepala sang profesor. Bagaimana jasad tersebut bisa lebih baik dari jasad-jasad yang lain, padahal dia dikeluarkan dari laut? Prof Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya.

Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern, dengan judul aslinya, Les momies des Pharaons et la midecine. Berkat buku ini, dia menerima penghargaan Le prix Diane-Potier-Boes (penghargaan dalam sejarah) dari Academie Frantaise dan Prix General (Penghargaan umum) dari Academie Nationale de Medicine, Prancis. Terkait dengan laporan akhir yang disusunnya, salah seorang di antara rekannya membisikkan sesuatu di telinganya seraya berkata: ''Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini''.

Bucaille awalnya mengingkari kabar ini dengan keras sekaligus menganggapnya mustahil. Menurutnya, pengungkapan rahasia seperti ini tidak mungkin diketahui kecuali dengan perkembangan ilmu modern, melalui peralatan canggih yang mutakhir dan akurat. Hingga salah seorang di antara mereka berkata bahwa Alquran yang diyakini umat Islam telah meriwayatkan kisah tenggelamnya Firaun dan kemudian diselamatkannya mayatnya. Ungkapan itu makin membingungkan Bucaille. Lalu, dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi?

Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya. Ia duduk semalaman memandang mayat Firaun dan terus memikirkan hal tersebut. Ucapan rekannya masih terngiang-ngiang dibenaknya, bahwa Alquran--kitab suci umat Islam--telah membicarakan kisah Firaun yang jasadnya diselamatkan dari kehancuran sejak ribuan tahun lalu. Sementara itu, dalam kitab suci agama lain, hanya membicarakan tenggelamnya Firaun di tengah lautan saat mengejar Musa, dan tidak membicarakan tentang mayat Firaun.

Bucaille pun makin bingung dan terus memikirkan hal itu. Ia berkata pada dirinya sendiri. ''Apakah masuk akal mumi di depanku ini adalah Firaun yang akan menangkap Musa? Apakah masuk akal, Muhammad mengetahui hal itu, padahal kejadiannya ada sebelum Alquran diturunkan?'' Prof Bucaille tidak bisa tidur, dia meminta untuk didatangkan Kitab Taurat (Perjanjian Lama).

Diapun membaca Taurat yang menceritakan: ''Airpun kembali (seperti semula), menutupi kereta, pasukan berkuda, dan seluruh tentara Firaun yang masuk ke dalam laut di belakang mereka, tidak tertinggal satu pun di antara mereka''. Kemudian dia membandingkan dengan Injil. Ternyata, Injil juga tidak membicarakan tentang diselamatkannya jasad Firaun dan masih tetap utuh. Karena itu, ia semakin bingung.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Akan tetapi, tidak ada keputusan yang mengembirakannya, tidak ada pikiran yang membuatnya tenang semenjak ia mendapatkan temuan dan kabar dari rekannya tersebut, yakni kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut. Dia pun memutuskan untuk menemui sejumlah ilmuwan otopsi dari kaum Muslimin. Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya pada Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut. Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka mushaf Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya:

''Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.'' (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: ''Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini''. Ia pun kembali ke Prancis dengan wajah baru, berbeda dengan wajah pada saat dia pergi dulu.

Sejak memeluk Islam, ia menghabiskan waktunya untuk meneliti tingkat kesesuaian hakikat ilmiah dan penemuan-penemuan modern dengan Alquran, serta mencari satu pertentangan ilmiah yang dibicarakan Alquran. Semua hasil penelitiannya tersebut kemudian ia bukukan dengan judul Bibel, Alquran dan Ilmu Pengetahuan Modern, judul asli dalam bahasa Prancis, La Bible, le Coran et la Science. Buku yang dirilis tahun 1976 ini menjadi best-seller internasional (laris) di dunia Muslim dan telah diterjemahkan ke hampir semua bahasa utama umat Muslim di dunia. Karyanya ini menerangkan bahwa Alquran sangat konsisten dengan ilmu pengetahuan dan sains, sedangkan Al-Kitab atau Bibel tidak demikian. Bucaille dalam bukunya mengkritik Bibel yang ia anggap tidak konsisten dan penurunannya diragukan. dia/sya/berbagai sumber

Sumber HTTP://www.republika.co.id

Baca Sampe Abiiiz....

Sara Bokker, Hidayah Allah untuk sang Model



Kehidupan glamour dan dunia entertainment merupakan gaya hidup yang mengantarkan penikmatnya pada kemerosotan moral.


''Barang siapa yang dikehendaki Allah (kesesatannya) niscaya disesatkan-Nya. Dan, barang siapa yang dikehendaki Allah (untuk diberi-Nya petunjuk) niscaya Dia menjadikan-Nya berada di atas jalan yang lurus.'' (QS Al-An'am: 39).

Ayat serupa juga dapat ditemukan pada surah Alqashash ayat 56, Albaqarah ayat 142 dan 272, serta Ali Imran ayat 73.

Ayat ini rupanya tepat disematkan pada Sara Bokker, seorang model, aktris, sekaligus aktivis dan instruktur fitnes. Allah memberikan hidayah dan petunjuk padanya untuk menerima kedamaian agama Islam.

Kehidupannya sebagai seorang model, aktris, dan pelatih fitnes mulai dirasakannya sebagai sebuah rutinitas yang membosankan dan hanyalah gaya hidup semata.

Seperti umumnya gadis remaja Amerika yang tinggal di kota besar, Bokker menikmati kehidupan yang serbagemerlap. Ia pernah tinggal di Florida dan South Beach, Miami, yang dikenal sebagai tempat yang glamor di Amerika. Kehidupan Bokker ketika itu hanya terfokus pada bagaimana ia menjaga penampilannya agar menarik di mata orang banyak.

Setelah bertahun-tahun, Bokker mulai merasakan bahwa selama ini dirinya sudah menjadi budak mode. Dirinya menjadi tawanan penampilannya sendiri. Rasa ingin memuaskan ambisi dan kebahagian diri sendiri sudah mengungkungnya dalam kehidupan yang serbaglamor.

Dunia entertainment yang telah membesarkan namanya itu tak membuat hidupnya menjadi lebih tenang, damai, dan nyaman. Kerap kali, ia mengalami ketegangan dan kebingungan dalam menjalani hidup. Bokker pun mulai mengalihkan kegiatannya dari pesta ke pesta dan alkohol menuju ke meditasi, mengikuti aktivitas sosial, dan mempelajari berbagai agama.

Perkenalannya dengan agama Islam justru diawali ketika banyak orang menganggap agama yang dibawa oleh Rasulullah SAW ini sebagai agama yang mengajarkan kekerasan, terorisme, pedang, dan lain sebagainya.

Apalagi, saat terjadinya peristiwa pengeboman World Trade Center (WTC) di Amerika Serikat yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan jaringan Islam. Peristiwa yang menewaskan sekian ribu orang itu begitu membekas di benaknya.

Namun, di balik upaya sekelompok orang mendiskreditkan Islam, Sara Bokker menemukan hidayah Allah. Ia mulai menaruh perhatian besar pada agama Islam. Benarkah agama Islam sebagai tempat teroris?

''Pada titik itu, saya masih mengasosiasikan Islam dengan perempuan-perempuan yang hidup di tenda-tenda, pemukulan terhadap istri, dan dunia teroris. Sebagai seorang feminis dan aktivis, saya menginginkan dunia yang lebih baik bagi seluruh umat manusia,'' papar Sara.

Pandangannya tentang Islam belum berubah. Namun, keinginannya untuk mengenal agama ini begitu kuat. Hingga akhirnya ia pun menemukan sebuah Alquran yang dikemas secara apik. Ia pun kemudian berusaha untuk membaca (terjemahannya--Red) dan mempelajari isinya. Ia mempelajari kehidupan, penciptaan, dan hubungan antara Pencipta (Khalik) dan yang diciptakan (makhluk).

''Isi Alquran sangat menyentuh hati dan jiwa saya yang paling dalam, tanpa perlu saya menginterpretasikan atau menanyakannya pada pastor,'' tambahnya.

Inilah kebenaran firman Allah yang tertuang dalam surah al-An'am ayat 125. ''Barang siapa yang dikehendaki Allah untuk diberi petunjuk niscaya Dia akan melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan, barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatan niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.''

Sara Bokker pun mulai menemukan jati dirinya kembali. Jiwanya yang dahulu labil, goyah, dan gampang putus asa secara perlahan bangkit kembali. Ia benar-benar menemukan kedamaian ketika memahami kitab suci Alquran yang selama ini dipandang negatif oleh sekelompok orang Barat. Baginya, Alquran telah memberikan petunjuk dan pencerahan dalam mengarungi kehidupan yang lebih baik.

Maka, tanpa ragu dan bimbang, Sara Bokker, seorang sang model, pelatih fitness, dan aktris yang telah menjadi salah satu public figure, akhirnya mendeklarasikan diri menjadi seorang Muslimah. Asyhadu an Lailaha Illallah, Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah.

Kedamaian berjilbab

Ia pun memeluk Islam. Ia telah menemukan jalan kebenaran. Dan, Sara Bokker mendapatkan kedamaian dalam Islam. Karena itu, ia pun langsung menunjukkan kecintaannya pada Islam dan berusaha menjalankan segala perintah agama Islam dengan baik dan benar. Ia lalu mengganti dan mengubah penampilannya, dari yang sebelumnya seksi dan memakai baju superketat berganti menjadi pakaian yang bersahaja dengan pakaian yang longgar dan jilbab. Ia menutupi seluruh auratnya.

''Saya membeli gaun panjang yang bagus dan kerudung seperti layaknya busana Muslimah dan saya berjalan di jalan dan lingkungan yang sama, di mana beberapa hari sebelumnya saya berjalan hanya dengan celana pendek, bikini, atau pakaian kerja yang elegan,'' tutur Bokker.

Setelah mengenakan busana Muslimah, terang Bokker, untuk pertama kalinya ia merasa benar-benar menjadi seorang perempuan. Ia merasakan rantai yang selama ini membelenggunya sudah terlepas dan akhirnya menjadi orang yang bebas.

Tak lama berselang, setahun setelah mengikrarkan diri menjadi Muslimah, Allah menganugerahinya seorang suami yang baik dan bisa mengajak dirinya menjadi Muslimah yang taat beribadah.

Dengan dukungan suaminya, ia pun menggunakan jilbab lengkap dengan cadarnya (burqa). Kendati suaminya telah menyampaikan bahwa jilbab hukumnya wajib, sedangkan cadar tidak wajib, Sara Bokker yakin dengan bercadar, dirinya akan makin nyaman. Karena itu, ia pun mengambil keputusan menjadi Muslimah yang sesungguhnya.

''Alasannya, saya merasa Allah akan lebih senang dan saya merasa lebih damai daripada cuma mengenakan jilbab saja,'' kata Bokker.

Perjuangkan Kebebasan Berbusana Muslimah

Tak lama setelah ia mengenakan pakaian Muslimah lengkap dengan cadarnya, media massa setempat banyak memberitakan pernyataan dari para politikus, pejabat Vatikan, serta kelompok aktivis kebebasan dan hak asasi manusia yang mengatakan bahwa cadar (niqab atau burqa) adalah penindasan terhadap perempuan, hambatan bagi integrasi sosial, dan belakangan seorang pejabat Mesir menyebut jilbab sebagai pertanda keterbelakangan.

Sara tak mau ambil peduli. Ia menganggap pernyataan sang pejabat tersebut sangat munafik. ''Pemerintah dan kelompok-kelompok yang katanya memperjuangkan hak asasi manusia berlomba-lomba membela hak perempuan ketika ada pemerintah yang menerapkan kebijakan cara berbusana, tapi para pejuang kebebasan itu bersikap sebaliknya ketika kaum perempuan kehilangan haknya di kantor atau sektor pendidikan hanya karena mereka ingin melakukan haknya mengenakan jilbab atau cadar,'' kritiknya.

Sara Bokker yang kini berganti menjadi Muslimah berjanji akan terus aktif di dunia perempuan dan feminis. Ia sebagai seorang feminis Muslim yang berseru kepada para Muslimah untuk tetap menunaikan tanggung jawabnya dan memberikan dukungan penuh kepada suami-suami mereka agar menjadi seorang Muslim yang baik. Selain itu, mereka juga membesarkan dan mendidik anak-anak mereka agar menjadi Muslim yang berkualitas sehingga mereka bisa menjadi penerang dan berguna bagi seluruh umat manusia.

Di samping itu, Sara Bokker juga menyerukan kaum perempuan untuk berbuat kebaikan dan menjauhkan kemungkaran, menyebarkan kebaikan dan menentang kebatilan, memperjuangkan hak berjilbab ataupun bercadar, serta berbagi pengalaman tentang jilbab dan cadar bagi Muslimah lainnya yang belum pernah mengenakannya.

Ia mengungkapkan, banyak mengenal Muslimah yang mengenakan cadar dari kaum perempuan Barat yang lebih dulu menjadi mualaf. Beberapa di antaranya, kata Sara Bokker, bahkan belum menikah. Kendati sebagian keluarga dan lingkungan mereka menentang penggunaan cadar, '' Mereka tetap menganggap bahwa mengenakan cadar adalah pilihan pribadi dan tak seorang pun boleh menyerah atas pilihan pribadinya sendiri,'' tegasnya.

Jika sebelumnya bikini dan kehidupan glamor ala Barat menjadi simbol kebebasan dirinya dalam memperjuangkan hak-hak kaum perempuan, kini simbol-simbol kebebasan tersebut tidak lagi membuatnya merasa bahagia dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat.

Mulai saat ini, kedua simbol kebebasan tersebut telah digantikan dengan busana Muslimah lengkap beserta cadar, yang menurutnya, adalah sebuah simbol baru bagi kebebasan perempuan dalam mencari jati dirinya dan yang berhubungan dengan sang Pencipta.

''Kepada kaum perempuan, janganlah mudah menyerah kepada stereotipe negatif yang ditujukan kepada pakaian Muslimah ini. Karena, Anda (sekalian) tidak akan mengetahuinya ada yang hilang dari diri Anda.'' Irg/dia/sya/taq
Sumber HTTP://www.republika.co.id

Baca Sampe Abiiiz....

Kamis, Oktober 22, 2009

Sedemikian Takut Sehingga Pasukan Israel Pakai Pampers

Kaum kuffar hanya mengerti segala persoalan yang berkaitan dengan dunia belaka. Sedangkan urusan akhirat sama sekali tidak mereka perhatikan. Bahkan umumnya mereka melupakan kehidupan akhirat, jika tidak bisa dikatakan mereka ingkari keberadaannya. Mengingat bahwa merekalah yang sedang memimpin dunia secara global dewasa ini maka pengaruh cara berfikir duniawi ini menjadi pandangan manusia umumnya, termasuk sebagian ummat Islam.

Sepanjang sejarah Islam kita temukan berbagai catatan bahwa jika pasukan Islam berhadapan dengan pasukan Kafir, maka kemenangan Muslimin disebabkan mereka mengharapkan menang mulia atau mati syahid. Tidak ada ruginya yang manapun yang diperoleh. Namun pasukan kafir mudah dikalahkan karena mereka sangat takut terluka apalagi menemui kematian di medan perang. Sehingga Khalid ibnu Walid terkenal dengan ucapannya ketika berhadapan dengan pasukan Romawi yang jumlahnya berlipat kali dari pasukan Islam, yaitu:

”Aku datang dengan pasukan yang mencintai kematian sebagaimana kalian (pasukan Romawi) mencintai kehidupan”

Ketika ucapan Khalid sampai ke telinga komandan pasukan Romawi maka ia langsung mengalami teror mental yang menyebabkan seluruh pasukannya juga mengalami domoralisasi sehingga mereka berhasil dikalahkan oleh pasukan Islam yang jumlahnya jauh dibawah jumlah mereka. Allah Akbar…!!!

Hal ini pula yang disampaikan oleh komandan Brigade Izzuddin Al-Qossam, sayap militer Hamas, ketika mengeluarkan komunike pada tanggal 19 Januari 2009 kemarin. Abu Ubaidah menyampaikan sederet laporan kemenangan pejuang Palestina dan kekalahan pasukan Yahudi Zionis Israel. Di antaranya beliau menyebutkan bahwa 49 tentara Israel berhasil dibunuh dan tiga orang berhasil ditawan. Namun yang paling menggelikan adalah ketika beliau memberi kesaksian bahwa pasukan Yahudi dipergoki berperang dengan memakai pampers...!!! Artinya, mereka sedemikian pengecutnya sehingga harus mengantisipasi kalau-kalau pasukannya berperang dalam keadaan takut sampai terkencing-kencing...!

Pasukan Islam dibekali dengan wahyu dan hadits sebagai motivator penggerak mereka berjuang sehingga mengungguli pasukan kuffar. Mereka sama-sama mengalami luka di medan perang, namun ada hal yang diharapkan ioleh pasukan Islam yang sama sekali tidak dimengerti oleh pihak tentara kafir.

”Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan.” (QS An-NIsa ayat 104)

Harapan seorang prajurit Islam ketika terjun ke medan jihad adalah mati syahid agar meraih kebahagiaan abadi di akhirat, yaitu surga yang penuh kenikmatan sejati. Kalaupun ia tidak meraih mati syahid maka ia mengharapkan untuk kembali bahagia berkumpul dengan keluarganya sambil membawa pahala, kemenangan dan ghanimah (harta rampasan perang).

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَضَمَّنَ اللَّهُ لِمَنْ خَرَجَ فِي سَبِيلِهِ لَا يُخْرِجُهُ إِلَّا جِهَادًا فِي سَبِيلِي وَإِيمَانًا بِي وَتَصْدِيقًا بِرُسُلِي فَهُوَ عَلَيَّ ضَامِنٌ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ أَرْجِعَهُ إِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِي خَرَجَ مِنْهُ نَائِلًا مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ

Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Allah akan menjamin orang yang keluar (berjuang) di jalanNya, seraya berfirman: “Sesungguhnya orang yang berangkat keluar untuk berjihad di jalanKu, karena keimanan kepadaKu dan membenarkan (segala ajaran) para RasulKu, maka ketahuilah bahwa Akulah yang akan menjaminnya untuk masuk ke dalam surga atau Aku akan mengembalikannya ke tempat tinggal di mana pertama kali ia keluar dengan membawa pahala dan ghanimah (harta rampasan).” (HR Muslim 3484)

Sumber HTTP://www.eramuslim.com

Baca Sampe Abiiiz....

Rabu, Oktober 21, 2009

Subhanallah, Ayat-Ayat Quran Tertulis di Kulit Seorang Bayi



Kejadian aneh dan misterius terjadi di wilayah Kaukasus. Seorang anak bayi laki-laki telah membuat dokter bingung dan masyarakat takjub setelah ayat-ayat Alquran tertulis di kulit anak bayi tersebut.

Orang tua dari bayi berumur sembilan Ali Yakubov sangat kaget ketika mengetahui ada tulisan Arab "Allah" di dagu bayi itu beberapa saat setelah ia dilahirkan. Sejak itu puluhan tulisan dalam aksara Arab telah muncul di punggung, lengan, kaki dan perut bayi laki-laki tersebut.

Pihak keluarga menyatakan bahwa tanda-tanda tersebut akan menghilang sebelum muncul kata-kata baru yang biasanya muncul dua kali seminggu. Medis mengatakan mereka tidak bisa menjelaskan kondisi misterius yang terjadi pada anak bayi itu - namun mereka menyangkal bahwa tanda-tanda yang terdapat pada kulit bayi tersebut merupakan tulisan yang sengaja di buat.

Ibu dari bayi - Madinah, mengatakan bahwa dia dan suaminya bukanlah keluarga yang terlalu religius hingga kata-kata yang bertuliskan ayat-ayat Quran itu mulai muncul di kulit bayi mereka. Awalnya mereka tidak memperlihatkan kepada siapa pun tulisan yang terdapat pada kulit bayi mereka kepada orang-orang, namun akhirnya mereka mengungkapkan hal tersebut ke dokter.

Anak ajaib ini telah menjadi fokus perhatian dan penghormatan umat Muslim di rumah mereka yang berada di wilayah bermasalah provinsi Dagestan, di dekat wilayah konflik perang Chechnya di selatan Rusia.

Anggota parlemen setempat Akhmedpasha Amiralaev mengatakan : "Anak laki-laki ini murni amerupakan tanda dari Allah. Allah mengirim dia ke Dagestan untuk menghentikan pemberontakan dan ketegangan di republik kita."

"Biasanya tanda-tanda tersebut muncul dua kali seminggu - pada hari Senin dan pada malam antara hari Kamis dan Jumat," kata ibu dari bayi tersebut.
"Ali selalu merasa tidak enak badan ketika perisiwa itu terjadi. Dia menangis dan suhu badannya akan naik.
"Tidak mungkin untuk menahan dia ketika hal itu terjadi, tubuhnya aktif bergerak, jadi kami memasukkan dia ke dalam buaian. Ini sangat sulit untuk melihatnya menderita seperti itu."(fq/sun)


Sumber HTTP://www.eramuslim.com

Baca Sampe Abiiiz....

Minggu, Oktober 18, 2009

Pukul anak menurunkan Intelegensia









JAKARTA--Pukul anak sebagai medium penyadaran ternyata tidak hanya berdampak buruk terhadap psikologis tetapi juga tingkat kecerdasan. Penelitian yang dilakukan Universitas New Hampshire, AS melaporkan, sebagian besar dari anak yang kerap dipukul orang tua memiliki tingkat intelegensia (IQ) yang rendah.

Lebih dari itu, penelitian juga mencatat hasil lain mengejutkan dimana anak yang mengalami perlakuan keras akan mengalami kesulitan untuk mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

"Semua orang tua pasti ingin anak mereka pintar. Penelitian ini menunjukan bagaimana efek negatif dari perlakukan keras orang tua dan koreksi kesalahan perlakuan dilain pihak guna mencegah hal itu terjadi," tukas salah satu peneliti. Murrat Strauss dari Universitas New Hampsphire, AS seperti yang dikutip Yahoonews, pekan lalu.

Penelitian menggunakan metodologi yang menghubungkan antara perlakuan keras dan intelegensia. Metodologi ini mengaitkan sejumlah hubungan lain semisal status ekonomi.

"Anda mungkin akan mengatakan buktikan, tapi saya pikir metode ini akan memberikan berapa laternatif. Saya yakin bahwa perlakukan keras dari orang tua akan membuat perkembangan mental dan kemampuannya menurun secara perlahan," tegasnya.

Penelitian mengambil sampel 1510 anak yang terbagi menjadi dua grup rentang usia. Grup pertama berpopulasi 806 anak dengan rentang usia 2-4 tahun dan grup kedua berpopulasi 704 anak dengan rentang usia 5-9 tahun. Peneliti lalu memberikan tes IQ diawal dan 4 tahun kemudian.

Kedua grup masing-masing terdiri dari anak yang mendapatkan perlakukan keras dan tidak dari masing-masing orang tua anak. Hasilnya, kata Strauss, tercatat hal yang siginifikan. Sebagian dari anak-anak yang mengalami perlakuan keras mengalami keterlambatan perkembangan IQ dari tes awal dan tes lanjutan 4 tahun kemudian. Peningkatan IQ justru terjadi pada anak yang tidak mengalami perlakuan keras.

Menurut Pengamat Anak dan Keluarga dari Duke Univesity, Jennifer Lansford menilai hasil penelitian begitu menarik. Dia juga berpendat, penelitian yang dilakukan memiliki dasar fondasi yang kuat. "Mengacu pada perkembangan anak, dimungkinkan bahwa anak dengan IQ rendah berkaitan dengan masalah displin secara fisik yang berlebih," tukasnya.

Faktor Psikologis

Penelitian lantas mencari cara mengapa IQ anak secara siginifikan mengalami penurunan usai mendapatkan perlakukan keras. Kesimpulan mengacu pada faktor psikologis anak selama mendapatkan perlakuan keras.

"Setiap orang pasti percaya, dipukul oleh orang tua tentu memberikan bekas trauma mendalam pada anak," papar Strauss. Lebih jauh dia menjelaskan, trauma itu berefek stress pada anak saat menghadapi situasi sulit dan kondisi tersebut membuat anak kesulitan mengeluarkan kemampuannya.

"Dengan memukul, orang tua hanya bisa mendapatkan perhatian dan sikap patuh si anak saat dipukul saja. Ini menghalangi anak untuk berpikir bebas," komentar Elizabeth Gershoof, Pakar Anak asal Universitas Texas. Sehingga, kata dia, anak hanya berprilaku benar saat dipukul saja atau anak hanya melakukan sesuatu karena teringat akan pukulan, bukan inisiatif.

Sebab itu, Gershoff menyarankan kepada para orang tua untuk segera menghentikan kebiasaan memukul saat anak melakukan kesalahan atau ketika sikap anak tidak pantas.


Sumber HTTP://www.republika.co.id

Baca Sampe Abiiiz....

Sabtu, Oktober 10, 2009

Shalat (mengerjakan shalat atau mendirikan shalat)


"celakalah bagi orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dalam sholatnya"(Al-Maa'un)
Apa makna dari ayat di atas? Ada beberapa versi dalam mengartikan ayat tersebut, pertama celaka bagi orang yang tidak mengerjakan shalat, kedua celaka bagi orang yang mengerjakan shalat, namun dalam melaksanakan ibadah shalat tersebut mereka cuma mengerjakannya saja sebagai rutinitas belaka tanpa memaknai shalat tersebut.
Shalat hendak dikerjakan dengan baik, santun, tidak tergesa-gesa dan mengerti makna dalam setiap bacaan shalat (kalau tidak bisa memahami semua arti, secara umum saja sudah cukup). Dalam mengerjakan shalat hendaklah kita mengerjakannya dengan santun karena yang kita hadapi adalah Allah SWT yang maha agung. Perumpamaan bagi yang tidak santun seperti apabila kita berbicara kepada orang lain, tetapi kita mengucapkan kata-kata kita dengan tidak ada tata krama maka orang yang di ajak bicara tentu akan tersinggung. Berbicara kepada Allah SWT tentu memang pantas lebih sopan lagi dengan merendahkan diri kepada Nya, dengan bacaan yang jelas dan kita yang mengucapkannya pun paham dari bacaan tersebut, kalau bisa pahami secara keseluruhan, tapi kalau tidak bisa secara umum saja.
Shalat juga harus dikerjakan dengan baik, tidak terburu-buru. Apabila kita ruku', ruku'lah dengan sempurna. biarkan semua anggota badan kita berada pada posisi ruku' secara keseluruhan baru kemudian ucapkan bacaan dengan tenang. Ketika bangkit dari ruku', biarkan badan tegak setegak-tegaknya dan seluruh anggota badan berada pada posisinya kemudian ucapkan bacaannya. Ketika sujud, lakukanlah sujud dengan sempurna dan rasakan aliran darah mengalir ke kepala dan ucapkan bacaan sujud dengan tenang. Demikian pula pada gerakan lainnya, lengkapkan rukunnya, kerjakan dengan tenang seolah-olah kita langsung berhadapan dengan Allah SWT atau kalau tidak bisa seperti itu seolah-olah Allah SWT sedang mengawasi kita. Fokuskan perhatian kita agar selama mengerjakan shalat pikiran kita selalu mengingat Allah dan tidak memikirkan hal lainnya seperti pacar, pekerjaan, kejadian yang terjadi kemarin dan lain sebagainya. Banyak orang yang mengerjakan shalat, tetapi sedikit yang benar-benar khusyu dalam shalatnya, kira-kira itulah makna dari ayat "celakalah bagi orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dalam sholatnya."
Saya mohon ampunan apabila saya salah, hanya Allah SWT yang maha mengetahui. Semoga tulisan ini bermanfaat.



Baca Sampe Abiiiz....

Minggu, September 27, 2009

Dikubur 26 Tahun Jasad KH. Abdullah Masih Utuh




Saya pernah mendengar bahwa Jasad Rasulullah saw walaupun dikubur tapi jasadnya tetap utuh dan tidak hancur, agaknya kejadian berikut ini menjelaskan tentang informasi tersebut sekaligus membuktikan bahwa informasi tersebut benar adanya. Ini juga membuktikan kekuasaan Allah SWT dan kebenaran ajaran Islam. Semoga artikel(kejadian) ini menambah keimanan kita kepada Allah SWT,Amiiin
Tiga bak berisi air dan potongan kayu ukuran 70 cm x 30 cm telah disiapkan anak-anak almarhum KH. Abdullah. Saat itu, Minggu 2 Agustus 2009, makam Kiai Abdullah akan dipindahkan lantaran di lokasi itu terkena proyek pelebaran Jalan Benda, Batu Ceper,Tangerang, yang mengarah ke Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Air yang ada di dalam bak itu rencananya akan digunakan untuk mencuci tulang belulang sebelum dipindahkan ke lokasi pemakaman yang baru. Sementara potongan kayu sengon sebanyak 9 potong diperuntukkan sebagai dinding pembatas jenazah di dalam liang lahat. "Saya sudah beberapa kali melihat proses pemindahan kuburan di Karet Bivak, Jakarta Pusat. Persiapannya memang seperti itu," kata Achmad Fathi, anak ketiga Kiai Abdullah. Namun semua perlengkapan itu akhirnya tidak terpakai. Soalnya, ketika makam yang berusia 26 tahun digali, pemandangan aneh terjadi. Jasad Kiai Abdullah ternyata masih utuh. Begitu juga dengan kain kafan dan kayu penutup jenazah. Tidak ada tanda-tanda bekas gigitan rayap atau binatang tanah di kafan maupun di kayu kamper tersebut. Sementara Mukhtar Ali, anak sulung Kiai Abdullah, yang mengangkat jenazah ayahnya dari liang lahat mengaku sempat kaget. Soalnya kondisi jenazah hampir sama seperti saat dikuburkan, 22 Oktober 1983 silam. "Kondisi jenazah persis sama seperti saat dikubur dulu. Hanya tubuhnya agak menyusut saja, dan rambutnya memutih" jelas Mukhtar. Mukhtar dan keluarganya semakin kaget, jenazah juga beraroma harum yang menyerbak. Wanginya, kata Mukhtar, tidak seperti parfum-parfum yang ada di toko-toko minyak wangi. Teriakan takbir pun langsung terdengar dari orang-orang yang menyaksikan kejadian tersebut. Yang juga dirasa aneh oleh keluarga, ribuan warga tiba-tiba berdatangan mengikuti prosesi pemindahan jenazah. Padahal keluarga tidak memberi pemberitahuan kepada warga maupun murid-murid Kiai Abdullah. Mereka tiba-tiba saja datang. "Awalnya pemindahan jenazah itu hanya dilakukan keluarga. Paling hanya 20 orang. Tapi nggak tahu kenapa tiba-tiba saat jenazah digali orang-orang sudah banyak berkumpul," ujar Mukhtar. Saking banyaknya orang yang datang, imbuh Mukhtar, mobil dan motor pelayat yang terparkir di sisi jalan Benda, panjangnya mencapai 5 kilometer sehingga membuat kemacetan yang luar biasa di jalan tersebut. Beberapa warga yang ditemui detikcom menuturkan, sebelum proses pemindahan jenazah, sebenarnya tanda-tanda keanehan sudah muncul terkait rencana pemindahan makam tersebut. Sebab saat alat berat ingin menghancurkan musala dan bangunan makam, tidak bisa berfungsi. Beberapa kali alat pengeruk dari mobil beko patah ujung kukunya. Karena kejadian itu, pihak kontraktor pelebaran jalan menunda pembongkaran yang rencananya akan dilakukan pada Januari 2009 itu. Pembongkaran baru bisa dilanjutkan awal Agustus setelah ada kesepakatan dengan keluarga. Salah satunya soal cara pembongkaran musala dan makam itu, yakni dengan hanya menggunakan palu dan linggis. Bukan pakai alat berat. Keluarga Kiai Abdullah sebenarnya menyayangkan kalau musala itu dibongkar. Sebab musala yang telah ada sejak puluhan tahun lalu itu sangat dibutuhkan warga setempat untuk beribadah. Musala yang berdiri di atas tanah wakaf itu sejak dibangun Kiai Abdullah tahun 1950-an sudah mengalami beberapa pemugaran dan pelebaran. Hingga menjadi semakin luas dan bangunannya menjadi permanen. Namun pada 2007, Pemkot Tangerang ternyata punya rencana melakukan pelebaran jalan Benda, Juru Mudi, Batu Ceper, yang berada di sepanjang Sungai Cianjane. Musala dan makam itu kebetulan berada di lokasi yang akan dijadikan akses jalan sehingga terpaksa harus digusur. Tanah yang akan digusur dihargai Rp 500 ribu per meter. Harga itu belum termasuk bangunan yang akan dibongkar. Tapi keluarga Kiai Abdullah menolak pemberian uang pengganti. Pasalnya , tanah tempat musala dan makam itu merupakan tanah wakaf yang tidak boleh diperjualbelikan. Pihak keluarga hanya meminta Pemkot membangun kembali musala di sekitar wilayah Juru Mudi, supaya warga setempat mudah kalau ingin beribadah. "Sepeser pun kami tidak menerima uang penggantian. Biaya pemindahan jenazah saja kami tanggung sendiri, sekalipun Pemkot sudah menawarkan" jelas Mukhtar, anak sulung Kiai Abdullah. Kini jenazah Kiai Abdullah dimakamkan di depan pekarangan rumah Achmad Fathi, yang berjarak hanya 15 meter dari lokasi pemakaman sebelumnya. Di areal pemakaman baru itu terdapat tiga makam, yakni makam KH Abudullah bin Mukmin, makam istri keduanya Maswani, serta makam putra keduanya yang bernama M Syurur. Rencananya, areal makam itu akan diperluas lantaran setiap hari banyak orang yang datang untuk berziarah, terutama setelah tersiar kabar jasad Kiai Abdullah masih utuh meski dikubur selama 26 tahun. Bahkan untuk memudahkan para peziarah, keluarga bermaksud membangun musala di samping areal makam.(Ainul Wafa Elhasya / detik)


sumber :: http://www.warnaislam.com



Baca Sampe Abiiiz....

Jumat, September 25, 2009

Bersiap-Siaga Mengantisipasi Munculnya Imam Mahdi

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Baca Sampe Abiiiz....

Rabu, September 23, 2009

Perjalanan Ruhaniah Gene Netto

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarahkatu.

Hampir setiap kali berkenalan dengan orang baru dan berbincang mengenai Islam, perbincangan itu menjadi terhenti hanya untuk menjawab sejumlah pertanyaan seputar latar belakang saya. Setiap orang ingin mengetahui hal yang sama: bagaimana saya bisa masuk Islam? Saya telah tinggal di Indonesia sejak tahun 1995 dan karenanya sebagian besar perbincangan dilakukan dalam bahasa Indonesia, dan kadang dalam Bahasa Inggris. Lalu, saya juga harus menjawab sederet pertanyaan lain tentang bagaimana saya belajar bahasa Indonesia dan bisa tinggal di Indonesia. Melalui bab ini, saya ingin menjawab sejumlah pertanyaan itu sehingga saya dapat beranjak lebih jauh menuju pembahasan mengenai agama Kristen dan Islam. Saya ingin menjelaskan mengapa saya menganggap agama Kristen tidak dapat diterima dari sudut pandang logika dan mengapa Islam merupakan sebuah agama logis yang tidak dapat disangkal kebenarannya.

Saya lahir di kota Nelson, sebuah kota kecil di Pulau Selatan Selandia Baru (New Zealand), pada tanggal 28 April, 1970. Bapak saya bernama Carl dan ibu saya Bev. Mereka bertemu di Nelson, yang jaraknya cukup dekat dengan tempat lahir ibu saya, tapi cukup jauh dari tempat lahir bapak saya di Birma (sekarang Myanmar ). Kakek saya meninggalkan Birma beberapa tahun setelah Perang Dunia II berakhir. Setelah tinggal di Australia untuk beberapa bulan, akhirnya kakek menetap di Selandia Baru. Orang tua saya mempunyai tiga orang anak: Bene, Gene, dan Jacinta. Kakak dan adik saya bermata biru, tapi mata saya campuran antara coklat dan hijau. Jadi nampaknya saya sudah “berbeda” sejak saat dilahirkan.

Pada waktu kecil, saya merasa kurang betah tinggal di Selandia Baru. Keluarga saya beragama Katolik, Ibu saya berkulit putih dan seharusnya itu membuat semuanya baik-baik saja, tetapi saya selalu teringat pada orang-orang yang seringkali bertanya tentang asal saya atau asal orang tua saya. Saudara-saudara saya dapat bergaul dengan mudah karena mereka bermata biru. Dengan mata dan rambut yang lebih gelap, saya terlihat berbeda dengan mereka. Saya selalu merasa bahwa saya bukan benar-benar orang kulit putih, tetapi juga bukan orang Asia. Jadi saya ini orang mana? Hal ini terus mengganggu pikiran saya dari waktu ke waktu. Saat itu, saya sudah mulai berpikir banyak tentang dunia, bangsa, budaya dan agama yang berbeda-beda. Ini semua mungkin lebih karena saya merasa tidak menjadi bagiannya.

Seiring dengan bertambahnya usia, saya mulai banyak berfikir tentang topik-topik yang lebih serius: piramida, dinosaurus, peradaban yang berbeda, dunia, agama, bintang-bintang di angkasa, dan juga alam semesta. Saya teringat saat memandang bintang-bintang dalam kesunyian malam dan memikirkan darimana mereka berasal. Saat itu saya berumur sekitar 9 atau 10 tahun dan sudah mulai ingin mengetahui segala sesuatu. Pada saat itu film “Jurassic Park” belum dibuat, dan seingat saya, diantara teman-teman sekelas hanya saya lah yang tertarik pada dinosaurus. Saya tidak mengerti mengapa teman-teman saya yang lain tidak tertarik dengan binatang raksasa itu, padahal dinosaurus itu asyik! Saya ingin tahu darimana mereka berasal dan mengapa mereka menghilang. Pada dasarnya, saya adalah seorang anak kecil yang selalu penasaran terhadap segala sesuatu.

Seperti anak kecil lainnya, saya juga diajarkan agama. Saya ingat waktu pergi ke Sekolah Minggu yang hanya sebentar saja. Saya harus menghafal seluruh cerita standar Al Kitab, tentang Nabi Ibrahim as, Nabi Musa as, Nabi Nuh as, dan Nabi Isa as (atau Yesus). Saya selalu bingung bagaimana mungkin Nabi Nuh as bisa memasukkan begitu banyak binatang ke dalam sebuah kapal. Bagaimana dia bisa mendapatkan jerapah dari Afrika? Lalu di mana ular yang berbisa ditempatkan? Ada banyak hal yang membuat saya bingung. Namun begitu, kisah Nabi Nuh as merupakan masalah yang sangat kecil dibandingkan dengan hal lainnya yang ingin saya ketahui.

Setiap kali bertanya tentang agama, saya merasa tidak begitu puas dengan jawaban yang didapatkan. Tetapi saya tidak selalu memaksa untuk mendapatkan jawaban yang lebih lengkap. Saya sudah cukup dewasa untuk mengerti ketika seorang dewasa mengalami kesulitan menjawab pertanyaan yang membuat dia menjadi malu. Jadi, saya sering merasa bingung tetapi juga tidak terlalu ingin membicarakannya. Saya ingin paham, tetapi hal itu tidaklah begitu mudah.

Saya belajar tentang konsep Trinitas, dimana Tuhan itu adalah Yesus dan juga Roh Kudus. Tiga-tiganya terpisah, tetapi tiga-tiganya adalah satu. Tiga tapi satu. Ketiganya adalah Tuhan, tapi hanya ada satu Tuhan. Tuhan menjadi seorang manusia yang bernama Yesus, dan manusia ini adalah anak Tuhan. Manusia itu wafat, tetapi Tuhan tidak bisa wafat. Tetapi manusia itu adalah Tuhan. Dia wafat. Tapi Tuhan tidak bisa wafat. Tetapi manusia itu adalah Tuhan. Berarti manusia itu wafat walaupun dia tidak bisa wafat. Dia hidup kekal, dan sekaligus tidak hidup kekal pada saat yang sama. Tidakkah ini membingungkan?

Saya juga bingung dengan peran pastor yang dengan mudahnya mengampuni dosa setiap orang tanpa membicarakannya terlebih dahulu dengan Tuhan. Bagaimana kalau pastor itu salah dan dosa saya belum diampuni? Apakah saya bisa mendapatkan bukti tertulis dari Tuhan yang menyatakan bahwa saya sudah terbebas dari dosa? Bagaimana kalau saya bertemu dengan Tuhan di Hari Akhir dan Dia menyatakan bahwa dosa saya belum diampuni? Kalau saya protes dan menunjuk pada pastor yang meyakinkan bahwa saya tidak punya dosa lagi, Tuhan cukup bertanya “Siapa yang menyuruh kamu percaya pada perkataan dia?” Siapa yang sanggup menyelamatkan saya kalau pastor itu keliru dan dosa saya tetap ada dan malah dihitung secara terperinci oleh Tuhan? Tidak seperti Nabi-Nabi Tuhan, para pastor tidak diangkat langsung oleh Tuhan. Mereka hanyalah sekelompok manusia yang bisa berbuat salah, yang bercerita tentang banyak hal dan kemudian seringkali melarang kita untuk mempertanyakan peran mereka atau peran Gereja.

Saya mulai berfikir bagaimana caranya mendapatkan sebuah jawaban yang gamblang atas semua pertanyaan mengenai agama yang mengganggu pikiran saya. Akhirnya, saya menemukan cara untuk mendapatkan sebagian jawaban atas pertanyaan itu: saya harus bicara empat mata dengan Tuhan! Hanya Tuhan yang bisa menjawab semua pertanyaan saya.

Pada suatu hari, saya menunggu sampai larut malam disaat semua orang sudah terlelap. Saya duduk di atas tempat tidur dan mulai berdoa kepada Tuhan. Saya meminta Tuhan untuk datang dan menampakkan Diri agar saya bisa melihat-Nya dengan mata kepala sendiri. Saya menyatakan bahwa saya siap percaya dan beriman kepada Tuhan kalau saya bisa melihat-Nya sekali saja dan mendapatkan jawaban yang benar dari semua pertanyaan saya. Kata orang, Tuhan bisa melakukan apa saja! Kalau benar, berarti Tuhan juga bisa muncul di kamar saya pada saat diminta. Saya terus berdoa dengan sungguh-sungguh dan menatap jendela kamar, menanti untuk melihat “cahaya” atau tanda “Ketuhanan” lainnya.

Saya menunggu lama sekali. 10 menit, 20 menit, di manakah Tuhan? Kata orang, Tuhan itu Maha Mendengar, berarti Dia pasti dapat mendengarkan doa-doa saya. Saya menunggu lagi, menatap jendela tiada henti. Menunggu dan terus menunggu lagi. Kenapa Tuhan belum juga datang? Barangkali Dia sibuk? Terjebak macet? Saya terus menatap jendela tanpa henti. Saya menunggu sekian lama dan benar-benar memberi kesempatan kepada Tuhan untuk muncul. Tetapi kelihatannya Tuhan terlalu sibuk pada malam itu karena Dia tidak pernah hadir.

Hal itu membuat saya bingung. Saya sudah berjanji akan percaya kepada-Nya, dan yang perlu Dia lakukan hanya datang ke ruangan saya dan membuktikan kepada saya bahwa Dia benar-benar ada. Bukankah itu cukup adil? Hari berikutnya, saya berdoa lagi memohon agar Dia hadir. Mungkin kemarin Dia benar-benar sibuk. Saya tidak boleh menyerah begitu saja. Namun, hasilnya pun tetap sama: Tuhan tidak datang.

Pada saat itu, terperangkap dalam kebingungan, saya memutuskan hanya ada satu cara tersisa: Saya harus menyatakan diri “ateis” dan tidak percaya pada Tuhan manapun. Keputusan ini pasti akan membuat Tuhan menjadi kesal saat mengetahuinya. Saya memberitahu Tuhan (dalam hati) bahwa Tuhan itu tidak ada dan semua orang yang percaya kepada-Nya adalah orang bodoh yang hanya membuang waktunya dengan sia-sia. Di dalam hati, saya berbicara kepada Tuhan dengan suara yang keras supaya Dia bisa mendengar dengan jelas pernyataan saya. Saya ingin memastikan Tuhan tahu bahwa saya tidak lagi percaya kepada-Nya.

Pada hari-hari berikutnya, saya menunggu sebuah balasan. Saya memberi waktu kepada Tuhan untuk datang dan meminta maaf karena tidak sempat datang dan menampakkan diri di hari sebelumnya. Saya sudah membuat sebuah pernyataan yang jelas. Tuhan semestinya mendengar pernyataan saya itu dan memberi tanggapan. Saya tidak akan melakukan hal lain sampai Tuhan meminta maaf atau memberikan penjelasan. Hari demi hari, minggu demi minggu bahkan bulan demi bulan berlalu tanpa ada tanggapan dari Tuhan, dan akhirnya saya mencapai kesimpulan bahwa Tuhan itu memang tidak ada. Saya sudah membuktikannya “secara ilmiah”. Kalau Tuhan itu benar ada, Dia pasti akan mendengar doa saya dan menampakkan diri di kamar saya saat diminta. Kenyataan bahwa Tuhan tidak menampakkan diri telah membuktikan bahwa Tuhan memang tidak ada! Bukti ini benar adanya. Bukti ini logis. Bukti ini ilmiah. Saya telah membuktikannya. Saat itu, saya berumur 10 tahun.

Saya terus melanjutkan sekolah dan menyembunyikan kenyataan bahwa saya tidak percaya kepada Tuhan. Kalau ada yang menanyakan agama saya maka saya cukup menjawab “Katolik” supaya tidak perlu menjelaskan bahwa saya ateis. Selama masa SD, SMP, dan SMA saya belajar terus tentang masalah dunia tetapi sudah malas mempelajari agama secara serius (kecuali untuk mencari kekurangannya) karena saya menganggap agama itu hanya membuang waktu saja tanpa membawa hasil. Setelah lulus SMA, orang tua saya memutuskan untuk pindah ke Brisbane, Australia. Saya ditanya apakah mau ikut mereka atau tetap tinggal di Selandia Baru. Saya memutuskan mengikuti mereka untuk sementara waktu dan merasakan kehidupan di Australia.

Pada tahun 1990, di Brisbane Australia, saya tiba-tiba memutuskan untuk masuk jurusan Psikologi di Universitas Queensland. Saya ingin menjadi seorang psikolog anak. Namun saya tidak diterima karena nilai masuk saya kurang tinggi. Sulit sekali untuk masuk di jurusan itu. Sebagai pilihan kedua, saya ditawari untuk masuk di Fakultas Kajian Asia di Universitas Griffith, Brisbane. Saya diberitahu jika menerima tawaran itu, saya dapat mengambil Kajian Asia selama 1 tahun, meningkatkan nilai saya, dan mendaftar lagi ke jurusan Psikologi. Rencana ini tampak masuk akal dan karenanya saya menerima tawaran untuk belajar di Fakultas Kajian Internasional Asia (Faculty of Asian International Studies) di Universitas Griffith, dengan niat akan pindah ke Fakultas Psikologi setahun kemudian.

Pada tahun pertama kuliah di Fakultas Kajian Asia, semua mahasiswa wajib mengikuti mata kuliah salah satu bahasa Asia untuk satu tahun. Ada pilihan Bahasa Jepang, Cina, Korea, atau Indonesia. Saya memilih Bahasa Indonesia karena sepertinya paling mudah dari yang lain. Lagipula, saya hanya perlu mengikuti mata kuliah itu selama satu tahun saja. Dalam waktu enam bulan, saya mendapatkan nilai yang sangat baik dan termasuk yang paling tinggi. Saat itu, kami diberitahu bahwa ada 3 beasiswa untuk belajar di Indonesia selama 6 bulan. Saya tidak mengikuti seleksi karena masih berniat pindah ke fakultas Psikologi di akhir tahun. Tiga teman saya kemudian dipilih, tetapi salah satunya tiba-tiba menyatakan ada halangan dan mengundurkan diri. Proses seleksi dibuka lagi, tetapi sekarang hanya untuk satu orang. Ada seorang dosen yang memanggil saya ke kantornya dan bertanya kenapa saya tidak mengikuti seleksi beasiswa itu. Saya jelaskan niat saya untuk pindah fakultas di akhir tahun pertama. Namun begitu, dosen itu menyarankan agar saya tetap melanjutkan kuliah Kajian Asia dan mata kuliah bahasa Indonesia karena menurutnya saya memiliki bakat untuk bahasa.

Setelah berfikir secara mendalam dan sesuai dengan apa yang disarankan, akhirnya saya memutuskan untuk meneruskan kuliah di Fakultas Kajian Asia dan juga mengikuti proses seleksi untuk beasiswa belajar di Indonesia. Setelah proses selesai, saya dinyatakan lulus dan akan diberangkatkan ke Indonesia pada tahun berikutnya (1991). Mulai saat itu, saya menjadi lebih serius belajar karena ada tujuan yang lebih jelas.

Pada suatu hari, Klub Indonesia di kampus mengadakan acara barbeque dan mengundang seluruh mahasiswa Australia yang belajar tentang Indonesia, dan juga seluruh mahasiswa Indonesia yang ada di kampus untuk datang ke acara itu. Pada saat sedang makan, ada orang Indonesia yang datang menghampiri dan duduk di samping saya, kemudian mengajak ngobrol. Dia bertanya apakah saya belajar tentang Indonesia dan saya jawab ya. Kemudian, tiba-tiba saja dia bertanya tentang sesuatu yang tidak pernah saya duga; dia bertanya apakah saya juga belajar tentang agama Islam. Saya menjawab, tentu saja, kami harus mempelajari dasar-dasar semua agama di Asia termasuk agama Islam dalam salah satu mata kuliah kami.

Lalu dia benar-benar membuat saya terkejut dengan bertanya, “Apakah kamu sudah tahu bahwa di dalam Islam hanya Tuhan yang bisa mengampuni dosa? Tidak ada pendeta atau pastor yang bisa mengampuni dosa manusia!” Saya tidak tahu harus berkata apa. Saya masih ingat duduk di bangku kayu dengan sepotong hotdog yang masih berada di dalam mulut. Saya begitu terkesima. Waktu seolah terhenti untuk sesaat. Kemudian saya menyadari bahwa inilah sebuah jawaban yang telah saya cari selama 10 tahun. Di dalam Islam, hanya Tuhan yang berhak mengampuni dosa. Saya mulai berfikir: Apakah mungkin ada suatu agama yang didasarkan pada logika? Adakah Islam mengandung ajaran-ajaran yang dapat dianalisa secara kritis tanpa menimbulkan kebingungan, dan dapat menjawab sejumlah pertanyaan saya selama ini? Apakah mungkin sebuah agama yang pernah saya tolak sebenarnya mengandung kebenaran yang mutlak? Apakah mungkin ada satu agama yang benar di dunia ini?

Sejak saat itu, saya mulai mempelajari dan menganalisa agama Islam secara mendalam. Saya mulai membaca buku dan mencari teman dari Indonesia yang beragama Islam. Secara perlahan, saya mulai memperluas pengetahuan saya tentang Islam dengan bertanya, berfikir, membaca, dan terus mencari jawaban. Saya mempelajari Islam lebih dalam untuk mencari tahu apakah agama ini benar-benar masuk akal atau tidak.

Pada tahun 1991, saya dan dua orang teman kuliah mengikuti program beasiswa untuk kuliah di Indonesia. Saya belajar di Universitas Atma Jaya, sebuah Iniversitas Katolik swasta di pusat kota Jakarta. Selama 6 bulan kuliah di Atma Jaya, sebagian besar teman saya adalah orang Islam. Saya melihat mereka melakukan shalat dan mulai bertanya lebih jauh mengenai agama Islam. Saya ingin tahu apa yang mereka lakukan, mengapa, dan apa yang mereka yakini sebagai orang Islam.

Setelah 6 bulan tinggal di Jakarta dan kembali ke Brisbane, ternyata saya menjadi salah satu mahasiswa yang bahasa Indonesianya paling lancar di kampus. Oleh karena itu, saya seringkali bergaul dengan orang-orang Islam dari Indonesia. Saya tidak aktif mempelajari Islam secara rutin, namun saat itu saya sudah mulai merasa tertarik. Kapanpun kami harus menulis essay, saya selalu mencari topik yang ada hubungannya dengan Islam. Biasanya ada satu topik pilihan tentang Islam dalam daftar yang diberikan. Untuk menulis essay tersebut, saya harus membaca belasan buku dan artikel tentang aspek-aspek Islam di Indonesia. Semakin sering saya baca, semakin mampu saya berpikir secara mendalam tentang Islam.

Meskipun saya dapat melihat banyak aspek positif dalam Islam, diam-diam saya juga mencari titik kelemahannya yang fatal. Saya yakin, cepat atau lambat saya akan menemukan sesuatu yang dapat meyakinkan saya bahwa Islam itu tidak benar. Saya ingin menemukan sesuatu yang membuktikan bahwa Islam adalah agama yang tidak masuk akal seperti apa yang saya pikirkan sebelum bertemu dengan orang Indonesia di acara barbeque. Saya merasa yakin bahwa pasti ada sesuatu yang salah dengan Islam dan saya ingin menemukannya.

Setelah menyelesaikan kuliah Bachelor of Arts (BA) pada tahun 1993, saya mengambil kuliah tambahan Graduate Diploma of Education (GDipEd) pada tahun 1994 di Fakultas Pendidikan untuk menjadi seorang guru bahasa dan sejarah. Pada saat yang sama, saya mengikuti seleksi untuk sebuah beasiswa baru dari Perkumpulan Pembantu Rektor Australia (Australian Vice-Chancellors Committee). Beasiswa ini hanya untuk satu orang dan penerimanya boleh memilih lokasi kuliah di mana saja di Indonesia.

Pada tahun 1995, saya kembali mendapatkan beasiswa untuk kuliah selama satu tahun di Indonesia dan kali ini saya memilih kuliah di Universitas Indonesia. Seperti saat kuliah di Atma Jaya, saya menghabiskan waktu bergaul dengan orang Islam dan memperhatikan apa yang mereka lakukan.

Malam hari pada bulan Februari tahun 1995, saya duduk seorang diri di lantai menonton shalat Tarawih yang ditayangkan TV langsung dari Mekkah. Saya mendengarkan komentator yang berbicara dalam bahasa Indonesia. Dia menyatakan bahwa pada tahun itu diperkirakan ada sekitar 3 juta orang di Masjidil-Haram dan wilayah sekitarnya (yang terdiri dari lapangan yang ada di luar masjid, jalan-jalan, dan bahkan lobi-lobi hotel). Semua orang itu sedang melakukan sholat bersama. Sekitar 3 juta orang melakukan gerakan yang sama, menghadap arah yang sama, mengikuti imam yang sama, berdoa dengan ucapan yang sama, dan berdoa kepada Tuhan yang sama pada saat yang sama. Saya berfikir: Mana ada hal seperti ini di negara Barat? Jumlah orang yang berkumpul untuk menyaksikan pertandingan bola yang paling hebat sekalipun di dunia ini paling-paling hanya sekitar seratus ribuan. Saya belum pernah melihat orang sebanyak itu berkumpul di satu lokasi untuk melakukan hal yang sama, pada waktu yang sama, dalam bahasa yang sama dan semuanya melakukan gerakan-gerakan secara bersamaan. Ini sungguh sebuah pandangan yang tidak ada tandingannya. Sampai sekarang, saya masih belum menemukan suatu kejadian yang serupa di dunia Barat.

Saya mulai berfikir tentang berapa banyak orang yang bisa berkumpul di satu bangunan untuk mendengarkan Paus bicara. Saya mulai bayangkan apakah mungkin semuanya bisa memahami kata-kata yang diucapkan Paus karena tidak ada bahasa yang mempersatukan orang Kristen dari manca negara. Mereka berdoa di dalam bahasanya masing-masing. Tidak ada suatu kejadian di dalam agama Kristen yang dapat menandingi apa yang saya saksikan dari Mekah.

Selama satu tahun itu saya terus mempelajari agama Islam, tidak secara formal, tetapi dengan memperhatikan apa yang saya lihat di sekitar. Kalau ada ceramah agama di TV, maka saya akan mendengarkan dan memikirkan apa yang disampaikan penceramahnya. Tidak ada yang dapat saya salahkan dari apa yang disampaikan dalam ceramah itu. Perlahan, saya mulai memahami Islam dengan lebih baik. Pada akhir tahun 1995, saya sudah merasa sulit dan lebih sulit lagi untuk menolak agama Islam. Saya terus mencari kelemahan dalam dasar ajaran Islam dari sudut pandang logika. Namun, saya tidak dapat menemukan titik kelemahan itu. Semua yang ada di dalam Islam begitu jelas dan tak pelak lagi memang didasarkan pada logika.

Akhirnya saya merasa bahwa saya tidak mempunyai pilihan. Saya tidak bisa terus menyangkal apa yang telah saya pelajari tentang Islam. Saya mengambil keputusan untuk segera masuk Islam. Akan tetapi, bagaimana dengan masa depan saya? Kuliah saya di Universitas Indonesia hampir usai. Saya harus kembali ke Australia dan mengajar di sekolah di sana. Bagaimana saya bisa mempelajari agama Islam jika tinggal di sana? Di mana saya bisa sholat? Ada berapa masjid di Brisbane? Dari mana saya bisa mendapatkan guru agama? Sepertinya saya akan sulit hidup sebagai orang Islam kalau harus tinggal di Brisbane. Semakin saya berfikir, semakin jelas kalau saya tidak memiliki pilihan kecuali terus tinggal di Indonesia. Dengan begitu, saya bisa berada diantara orang-orang Islam. Akhirnya saya mengambil keputusan untuk masuk Islam dan menetap di Indonesia. Saya sudah membuat keputusan, dan selanjutnya tinggal mengurus detilnya.

Pada bulan Februari tahun 1996, saya mengucapkan syahadat dan menjadi seorang Muslim. Saya lupa kapan saat persisnya saya memberitahu orang tua bahwa saya sudah masuk Islam. Namun seingat saya, itu terjadi beberapa bulan kemudian dan saat itu saya telah sanggup melakukan sholat sendiri. Sudah pasti mereka menganggap saya telah “kehilangan akal” tetapi alhamdulillah, mereka tetap bersikap baik kepada saya dan tidak pernah menjelekkan agama Islam di depan saya. Saya tidak diusir, tidak dimusuhi dan tidak dikeluarkan dari keluarga saya. Ini sangat berbeda dengan cerita yang seringkali saya dengar di Indonesia tetang sebagian dari orang Kristen yang masuk Islam. Mereka dipukuli, diusir dari rumah dan dianggap telah keluar dari keluarganya. Keluarga saya pasti menganggap saya sudah menjadi “gila”. Tidak apa apa. Nabi Muhammad saw juga pernah dianggap “gila” oleh kaum Quraisy di Mekkah, jadi dalam konteks ini, disebut “gila” akan lebih seperti sebuah pujian.

Sejak tahun 1995, saya telah menetap di Jakarta dan bekerja sebagai seorang guru bahasa Inggris (setelah menyelesaikan kuliah di UI). Banyak orang Barat yang saya kenal di sini merasa heran mengapa saya mau menetap di negara yang miskin, kotor, penuh dengan korupsi, dan sebagainya. Orang Barat itu memiliki pandangan yang keliru; mereka tidak mengerti. Komentar negatif mereka tentang Indonesia memang benar adanya, tetapi saya juga melihat banyak masjid, orang yang rajin sholat, adzan, Al Qur'an di setiap rumah, makanan yang halal, dan juga anak muda yang tidak mau berzina, menolak aborsi, menolak alkohol dan mabuk-mabukan, menjauhi narkoba, menolak perjudian, dan banyak hal negatif lainnya yang dilarang oleh agama mereka. Oleh karena itu, semua kekurangan yang disebut-sebut oleh orang asing itu menjadi tidak bermakna dan kurang berasa. Semua kekurangan itu memang menjadi masalah dan karenanya harus diperbaiki. Namun begitu, sejumlah kecil masalah yang ada menjadi jauh tidak berarti jika dibandingkan dengan kehidupan religius yang dilakukan orang-orang Islam yang baik yang saya kenal di Jakarta. Keindahan dan kebenaran tentang Islam tidak bisa dirusak oleh tindakan buruk dari sebagian manusia yang tinggal di negara ini.

Alhamdullilah, di sini saya mendapatkan beberapa teman terbaik di dunia. Bagi saya, persahabatan dan perilaku mereka merupakan bukti nyata kebenaran Islam. Persahabatan dengan mereka adalah suatu hal yang sangat nikmat. Mereka ibarat keluarga bagi saya dan mereka juga memperhatikan saya seperti anggota keluarganya sendiri, hanya karena saya beragama Islam. Mereka selalu membantu saya untuk menjadi seorang Muslim yang baik dengan cara memberikan contoh yang baik. Alhamdulillah, di Jakarta saya juga mendapatkan beberapa guru yang sangat baik, yang insya Allah memiliki ilmu dan wawasan yang luas. Ilmu agama yang saya dapatkan dari mereka selalu menyambung dengan akal saya dan kenyataan itu merupakan bukti bagi saya bahwa Islam memang diciptakan sebagai rahmat bagi ummat manusia.

Guru utama saya sampai sekarang ini adalah Kyai Haji Masyhuri Sahid MA, yang telah membimbing dan memperhatikan saya seperti anak kandung. Selain menjadi anggota Majelis Ulama Indonesia, Kyai Masyhuri juga menjadi Pemimpin Pondok Pesantren Yatim-Piatu Daarul Qur’an yang berlokasi di Tebet, Jakarta Selatan.

Di dalam buku ini, saya ingin memberikan komentar atas apa yang saya lihat dan pelajari mengenai agama Kristen dan Islam. Banyak orang yang saya kenal di sini mengatakan bahwa saya melihat agama dari sudut pandang yang berbeda dari mereka, karena mereka semuanya terlahir sebagai Muslim dan tidak pernah mengetahui kehidupan lain di luar Islam. Tidak seperti orang-orang ini, saya harus menganalisa agama Kristen dan Islam dan membuat sebuah pilihan. Saya harus mencari logika di dalam Islam sebelum dapat menerimanya. Mungkin setelah membaca pandangan saya di dalam buku ini, beberapa orang Islam akan melihat sisi lain dari Islam yang tidak mereka pikirkan sebelumnya, dan bila itu terjadi semoga mereka akan semakin kuat dalam keimanannya. Boleh jadi, beberapa orang Kristen juga akan lebih terbuka dan menyambut Islam setelah memahami bahwa Islam adalah lanjutan dari segala sesuatu yang diajarkan oleh Yesus as.

Saya tidak tahu jika pandangan dan analisa saya ini akan memberikan pengaruh besar bagi orang lain. Itu bukanlah tujuan saya. Saya hanya ingin menjelaskan apa yang saya pahami dan berharap hal itu dapat memberikan manfaat bagi orang Islam yang lain dalam proses mempelajari Islam. Al Quran dan Nabi Muhammad saw mengemukakan bahwa umat Islam adalah sebuah keluarga besar. Namun kita tidak bertindak seperti satu keluarga. Kita bertindak individual. Terlalu banyak orang Islam menganggap bahwa pengetahuan, kekayaan, dan kekuasaan yang mereka miliki adalah untuk kepentingan mereka saja, dan karena itu mereka tidak ingin membaginya dengan orang lain. Saya tidak memiliki banyak kekayaan atau kekuasaan, namun saya ingin membagi pengetahuan yang sudah saya dapatkan dan berharap itu akan memberikan manfaat bagi orang lain.

Saya telah tinggal di Indonesia selama lebih dari 10 tahun dan telah menyaksikan yang terbaik dan yang terburuk dari perbuatan orang Islam. Kadangkala saya merasa sedih saat melihat keadaan masyarakat di sini karena perilaku sejumlah umat Islam yang tidak islamiah.

Kalau kita menganggap diri kita sebagai “penjual” dan produk yang kita “jual” itu adalah Islam, maka saya akan sangat heran kalau orang lain ingin “membeli” apa yang kita “jual”. Dengan kata lain, kita seringkali gagal dalam tugas “marketing” Islam agar agama ini lebih mudah dapat diterima oleh orang-orang yang tidak memahaminya. Kalau seandainya orang Barat ingin berdebat dengan saya tentang kebenaran Islam, maka dia cukup menunjuk tingkat korupsi yang sangat tinggi di Indonesia dan menyatakan “Bukannya hal itu membuktikan bahwa agama anda tidak bagus?” Tentu saja yang dia komentari itu adalah perbuatan manusia, dan bukan ajaran Islam. Tetapi untuk meyakinkan dia tidaklah mudah.

Dengan demikian, saya melihat bahwa sebagai umat Islam kita memiliki sebuah tanggung jawab untuk menjelaskan Islam dengan cara terbaik sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh orang yang ingin tahu tentang Islam. Cara termudah bagi kita untuk melakukan tugas itu adalah dengan menunjukkan Islam melalui perilaku kita. Jika kita dapat melakukan strategi ini, maka orang mungkin akan mulai memandang Islam dengan cara yang lebih baik karena mereka akan melihat kebenaran Islam yang dicerminkan melalui tindakan-tindakan kita. Setelah itu, kita perlu menjelaskan dengan gamblang mengapa kita meyakini Islam dan apa yang Islam ajarkan mengenai agama lain, khususnya agama Kristen sebagai agama monoteisme terdekat dengan Islam. Agar dapat melakukan tugas itu, seorang Muslim harus memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan agama Kristen sehingga sanggup berbincang dengan cara yang konsruktif. Jika kita berhasil dengan “marketing” agama kita ini, maka insya Allah jumlah musuh Islam akan berkurang dan jumlah penganut Islam akan bertambah.

Perjalanan saya dari Selandia Baru ke Australia kemudian ke Indonesia sudah tentu adalah bagian dari Rencana Allah. Saya belum tahu kenapa Allah membawa saya ke Indonesia dan memberikan saya kemudahan dalam berbahasa Indonesia. Saya tidak tahu apa yang seharusnya saya lakukan. Yang jelas, saya menyadari ilmu tentang agama Islam yang saya miliki masih sangat sedikit. Dengan begitu, apa yang saya tulis di dalam buku ini hanyalah usaha terbaik saya untuk menjelaskan bagaimana saya menganalisa agama Kristen dan Islam dan menyimpulkan bahwa Islam adalah agama yang harus diterima.

Baca Sampe Abiiiz....